Diperlukan Kerja Sama PWI dan BPIP dalam Mengarusutamakan Pancasila

oleh -
Pertemuan BPIP dengan PWI di Semarang, Minggu (27/2). (Foto: Ist)

Semarang, JENDELANASIONAL.ID — Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia Antonious Benny Susetyo menekankan perlunya etika Pancasila dalam menggunakan media sosial untuk  menjaga Indonesia ke depan. Hal itu dinilai sangat perlu untuk menghindari potensi perpecahan yang ditimbulkan melalui berita hoax maupun isu SARA yang dapat ditimbulkan oleh media sosial.

Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri pertemuan dengan PWI di  Semarang, Minggu (27/2).

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP yang juga akrab disapa Romo Benny ini menyatakan ke depannya media harus satu frame bersama dalam menegakkan etika Pancasila baik dalam media apapun di Indonesia.

Menurutnya, PWI harus bekerjasama dengan BPIP dengan orientasi utamanya adalah membangun sisi ideologi Pancasila, dimana Pancasila harus dikedepankan dan menjadi etika utama dalam bermedia.

“Saat ini yang diperlukan adalah bagaimana PWI dan BPIP bekerjasama dalam membuat media yang mengarusutamakan Pancasila. Media sebagai pemegang kontrol politik dan ekonomi Negara. Pers Pancasila harus dipertahankan untuk menyelamatkan ideologi Pancasila dari global ideology,” ujar Benny.

Karena itu, katanya, nilai-nilai Pancasila perlu ditanamkan ke setiap media di Indonesia agar tidak terpengaruh faham dan ideologi yang menganggu stabilitas dan keamanan Negara.

Pers juga diminta terus melindungi segenap bangsa dan tanah air Indonesia. Karena itu berita-berita yang disampaikan juga harus memenuhi etika, dan tidak menimbulkan luka karena suatu perkataan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Romo Benny juga menyampaikan bahwa media harus menjadi alat pemersatu, bukan alat pemecah belah. “Meski di era kebebasan pers harus menetapkan koridor yang sesuai dengan Pancasila agar tidak keblablasan,” pungkasnya. ***