Ini Alasan Indonesia Tidak Dikunjungi Wapres Kamala Harris

oleh -
Wakil Presiden AS, Kamala Harris. (Foto: Liputan6.com)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Wakil Presiden AS Kamala Harris akan melawat ke Asia untuk pertama kalinya dan singgah di Vietnam dan Singapura, namun tidak ke Indonesia.

Muncul pertanyaan di kalangan publik Indonesia pakah Indonesia tidak lagi penting bagi AS?

Rektor Universitas Jenderal A. Yani, Hikmahanto Juwana dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (23/8) mengatakan, tentu yang mengetahui secara pasti alasan mengapa Indonesia tidak dikunjungi adalah pemerintah AS.

“Namun sebagai pengamat saya berpendapat tidak dikunjunginya Indonesia bukan karena Indonesia tidak lagi penting di mata AS secara geopolitik, justru sebaliknya. Dalam mata AS bila Indonesia jatuh ke tangan China maka akan banyak negara yang ikut jatuh,” ujarnya.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) itu menduga ada tiga alasan tidak dikunjunginya Indonesia oleh Wapres Kamala Harris.

Pertama, kunjungan ke Vietnam karena Vietnam adalah negara yang secara agresif berhadapan head to head (langsung) dengan China terkait klaim China atas 9 garis putus.

Kehadiran Wapres sebagai pejabat nomor 2 tertinggi di AS, katanya, mau mengirim pesan agar China tidak agresif dalam penggunaan senjata terhadap Vietnam. “AS akan berada di belakang Vietnam untuk membantu setiap saat bila China melakukan serangan terbuka,” katanya.

Pesan seperti ini tidak mungkin terjadi bila Harris berkunjung ke Indonesia. Ini mengingat Indonesia tidak memiliki klaim tumpang tindih dengan China mengingat Indonesia tidak mengakui 9 Garis Putus yang diklaim oleh China.

Alasan kedua adalah dipilihnya Singapura. Meski negara itu kecil namun memiliki ekonomi yang luar biasa di kawasan. Disamping itu Singapura adalah sekutu AS meski tidak terikat dalam suatu pakta pertahanan.

Pesan yang ingin disampaikan oleh AS terhadap China adalah meski AS tidak lagi memiliki kedigdayaan dibidang ekonomi seperti masa lalu namun AS bisa meminta sekutu-sekutunya yang memilki kekuatan ekonomi untuk berbagai beban (burden sharing) dalam menghadapi China.

Terakhir ketidak-hadir Kamala Harris ke Indonesia sama sekali tidak menunjukkan kurang pentingnya Indonesia.

Hikmahanto mengatakan, bisa jadi pemerintah AS hendak memberi kesempatan bagi Indonesia agar berkonsentrasi dan fokus dalam penanganan pandemi yang belakangan bergejolak.

Disamping itu AS dibawah pemerintahan Biden membangun kerjasama dengan Indonesia di level yang kongkrit bukan simbolis untuk memberi pesan kepada China.

“Ini penting bagi pemerintahan Biden yang berasal dari Partai Demokrat. Ideologi Demokrat adalah mengusung penghormatan terhadap HAM dan demokrasi,” ujarnya.

Bagi konstituen partai ini sulit untuk menghilangkan kesan bahwa Indonesia telah terbebas dari isu pelanggaran HAM dan Demokratisasi.

“Oleh karenanya pemerintahan Biden tetap melihat Indonesia penting namun pada saat bersamaan tidak dipersepsikan oleh konstituennya seolah Biden meninggalkan idealisme pengusungan HAM dan Demokrasi,” pungkasnya. (*)