KBRI untuk Tahta Suci Tawarkan Kerja Sama dengan ISKA untuk Program Toleransi

oleh -
Prasetyo Nurhardjanto, salah satu Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) memberi kenang-kenangan berupa tiga buah buku terbitan ISKA Press kepada Lina Yanti Dilliane, salah satu diplomat senior yang sudah berdinas di KBRI untuk Tahta Suci dalam audiensi di KBRI untuk Tahta Suci di Via Maroco 11, Roma Italia beberapa waktu lalu. (Foto: Ist)

Roma, JENDELANASIONAL.ID – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Tahta Suci menawarkan kerja sama dengan Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) terkait program toleransi.

Hal itu disampaikan oleh Lina Yanti Dilliane salah satu diplomat senior yang sudah berdinas di KBRI untuk Tahta Suci kepada Prasetyo Nurhardjanto, salah satu Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) dalam audiensi akhir pekan lalu, di Roma, Italia.

Ajakan tersebut tentu sangat relevan dengan tema kepengurusan ISKA kali ini yang mengangkat tema “Menjunjung Martabat Manusia dan Kesetaraan”.

“Kami menyambut baik audiensi ISKA kali ini dan sekaligus menawarkan berbagai peluang kerja sama tentang salah satu misi KBRI untuk Tahta Suci yaitu membawa suara toleransi yang tinggi di Indonesia,” jelas Lina.

Menurutnya, misi KBRI di Tahta Suci ini tidak ringan. Pasalnya, masih banyak kasus-kasus intoleransi yang terjadi di Indonesia yang terdengar di luar negeri.

Untuk itu, diplomat Indonesia yang sudah bekerja di KBRI untuk Tahta Suci selama lebih dari tiga tahun itu mengajak ISKA untuk terlibat dalam program-program tersebut.

Prasetyo yang juga Vice President International Catholic Movement for Intellectual and Cultural Affair (ICMICA) Pax Romana menanggapi positif tawaran tersebut.

Ia berharap, KBRI untuk Tahta Suci terbuka dalam membangun kerja sama dengan ISKA dalam berbagai hal.

“Cabang ISKA yang berada di hampir seluruh wilayah Indonesia akan mampu memberikan gambaran toleransi yang sesungguhnya terjadi dan terus dijadikan salah satu prioritas program ISKA. Hal konkrit misalnya, adanya wadah organisasi intelektual lintas agama menunjukkan bahwa toleransi tidak hanya dibangun, tapi harus tetap dirawat,” ujar Prasetyo.

Prasetyo menambahkan bahwa toleransi tidak hanya cukup menghargai cara beribadah, tapi lebih dari itu harus mampu bekerja sama untuk berbagai common issue, seperti lingkungan hidup, ekonomi, budaya dan sebagainya.

“Saya yakin, banyak irisan yang bisa dikerjakan bersama-sama untuk bentuk toleransi yang akan ISKA bangun,” tegas Prasetyo.

Audiensi hangat yang berlangsung lebih dari 2 jam itu diselenggarakan di KBRI untuk Tahta Suci di Via Maroco 11, Roma Italia. Dalam akhir pertemuan, Prasetyo menyampaikan kenang-kenangan berupa tiga buah buku terbitan ISKA Press.

Prasetyo berada di Roma untuk mengikuti Annual Council Meeting ICMICA Pax Romana pada 19-24 Juni 2023 serta mengikuti Annual Meeting for Dicastery Laity, Family and Life yang juga diselenggarakan di kota yang sama pda 22 Juni 2023 lalu.

ICMICA Pax Romana merupakan komunitas global para intelektual dan profesional Katolik yang terlibat di dunia dengan spiritualitas tindakan. Terinspirasi oleh Injil dan tradisi sosial Katolik, komunitas global ini mendukung para anggota untuk berpikir, berefleksi dan bertindak atas isu-isu konkrit yang dihadapi dunia dan gereja saat ini.

Indonesia merupakan salah satu anggota tetap, yang direpresentasikan oleh Prasetyo sebagai VP untuk regional Asia Pacific periode 2021-2025 mendatang. ***