KWI: Rawat Demokrasi dengan Membangun Dialog

oleh -
Sekretaris Eksekutif Komisi Kerawam KWI, Rm. PC. Siswantoko. (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Dinamika hidup berbangsa akhir-akhir ini diwarnai dengan  penyampaian aspirasi masyarakat terkait rencana DPR untuk mengesahkan beberapa RUU yang masih mengandung banyak kelemahan dan perlu disempurnakan lagi.

Dalam alam demokrasi, demonstrasi sebagai aktualisasi hak untuk berkumpul dan menyampaikan pendapat dijamin dan dilindungi oleh undang-undang. Namun sangat disayangkan, demonstrasi yang terjadi diberbagai daerah banyak yang berujung pada kekerasan dan kericuhan.

Terkait dengan hal itu,  Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) KWI) menyatakan mendukung setiap kegiatan penyampaian pendapat oleh masyarakat yang bertujuan untuk mewujudkan keadilan, kemajuan, dan kesejahteraan bangsa.

“Masyarakat sebagai bagian, bahkan pemilik kedaulatan  bangsa ini  memang sudah semestinya terlibat aktif dalam menjaga dan merawat negeri ini  agar tetap kokoh, aman, dan damai sebagai rumah bersama bagi semua warga negara,” ujar Sekretaris Eksekutif Komisi Kerawam KWI, Rm. PC. Siswantoko melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (27/9).

Selain itu, KWI juga menyatakan mengutuk berbagai tindakan kekerasan yang mengatasnamakan demokrasi dan kepentingan masyarakat. Kekerasan, apalagi  kerusuhan yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban merupakan tindakan yang merendahkan martabat hidup dan merusak nilai-nilai demokrasi.

Menurut Romo Siswantoko, perwujudan kebebasan dalam berserikat, berkumpul dan menyampaikan pendapat harus berpegang teguh pada  aturan yang berlaku  dan memperhatikan kepentingan umum. “Kekerasan apapun bentuknya tidak akan mampu menyelesaikan masalah, justru akan menambah penderitaan hidup masyarakat,” ujarnya.

Karena itu, KWI meminta siapapun untuk mewaspadai pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dan ingin memanfaatkan keadaan. Saat ini ada begitu banyak pihak dengan berbagai kepentingan dan agenda, termasuk kepentingan untuk merongong Pancasila, memperlemah bangsa, dan memecah belah masyarakat.

Mereka sangat dimungkinkan menyusup dan memanfaatkan para demonstran untuk memperjuangkan kepentingan mereka. Oleh karena itu, perlu adanya sikap peka, kritis, dan waspada  terhadap para penumpang gelap tersebut, sehingga mereka  tidak mampu merusak kegiatan demonstrasi yang murni untuk kebaikan bersama.

KWI berharap agar pemerintah segera membuka ruang dialog yang seluas-luasnya bagi masyarakat. Para mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya yang terlibat dalam demonstrasi merupakan putera-puteri negeri ini yang mempunyai kepedulian dan rasa cinta terhadap tanah airnya.

Layaknya sebuah keluarga, pemerintah merupakan orang tua yang perlu membuka diri, mendengarkan aspirasi, dan berdiskusi dengan masyarakat. Sehingga berbagai kesalahpahaman dapat diminimalsir dan kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah  juga sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat.

Di akhir pernyataannya, Romo Siswantoko menyatakan mengapresiasi aparat keamanan yang telah menjaga dan mengawal kegiatan penyampaian pendapat sesuai dengan prosedur yang ada, meskipun di beberapa tempat terjadi kericuhan dan kerusuhan.

“Juga terima kasih kepada masyarakat yang tidak terprovokasi oleh ajakan, ujaran, dan berita bohong untuk melakukan kekerasan, apalagi tindakan yang inkonstitusional. Semoga para pelaku kekerasan dan kerusuhan dapat ditindak seadil-adilnya dengan hukum yang ada dan aparat keamanan maupun masyarakat tetap mengedepankann cara-cara damai dalam menyelesaikan setiap persoalan,” pungkasnya. (Ryman)