Pidato Kemenangan Joe Biden: Berusaha Mempersatukan, Bukan Memecah-Belah  

oleh -
Joe Biden dalam pidato kemenangan di Wilmington, Delaware pada Sabtu malam waktu setempat.. (Foto: BBCIndonesia)

Wilmington, AS, JENDELANASIONAL.ID — Joe Biden menyerukan persatuan dan meminta para pendukungnya untuk “stop memperlakukan lawan sebagai musuh”.

Demikian dikatakan Biden dalam pidato kemenangan di Wilmington, Delaware pada Sabtu malam waktu setempat.

Seperti dikutip BBCIndonesia, kandidat dari partai Demokrat itu diproyeksikan memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat, mengalahkan Donald Trump, menyusul penghitungan suara yang menegangkan sejak hari pemilihan Selasa (03/11) lalu.

Dalam pidato kemenangan di Chase Center, Wilmington, Biden berkata di hadapan para pendukungnya bahwa ia “merasa terhormat atas keyakinan dan kepercayaan yang diberikan kepadanya”.

Sang presiden terpilih bersumpah untuk menjadi presiden “yang berusaha mempersatukan, bukan memecah-belah”.

Sebelum Biden naik mimbar, rekan yang mendampinginya dalam pencalonan Kamala Harris – perempuan pertama yang terpilih menjadi wakil presiden – berbicara tentang makna kemenangannya bagi perempuan di Amerika Serikat.

“Meskipun saya mungkin perempuan pertama yang memegang jabatan ini, saya tidak akan menjadi yang terakhir,” ujarnya.

Biden memulai pidatonya dengan menyapa hadirin – khususnya para senator dan keluarganya.

“Saudara-saudara, rakyat negeri ini telah bicara. Mereka memberi kita kemenangan yang jelas – kemenangan yang pasti, kemenangan bagi kita, rakyat”.

Biden menekankan bahwa ia menang dengan jumlah suara terbanyak dalam sejarah pemilihan presiden AS yaitu mencapai 74 juta. Bahkan suaranya melampaui kemenangan Presiden Barrack Obama.

“Saya merasa terhormat atas keyakinan dan kepercayaan yang kalian berikan kepada saya,” ujar Biden.

“Saya bersumpah untuk menjadi presiden yang berusaha mempersatukan, bukan memecah-belah; yang tidak melihat red states dan blue states (pendukung Republik dan Demokrat -red.), hanya melihat United States. Untuk bekerja sepenuh hati untuk mendapatkan kepercayaan dari kalian semua”.

“Saya mengincar jabatan ini untuk mengembalikan jiwa Amerika, untuk membangun kembali tulang punggung bangsa ini, kelas menengah, dan untuk membuat Amerika dihormati lagi di seluruh dunia, dan untuk menyatukan kita semua di dalam negeri ini”.

Ia mengatakan adalah suatu kehormatan besar dalam hidupnya bahwa begitu banyak orang yang telah memilih visi tersebut – yang sekarang telah menjadi “tugas zaman ini”.

Secara khusus, ia berterima kasih kepada rakyat Afrika-Amerika untuk mendorong kampanyenya ketika ia tertinggal dalam pemilihan awal.

Setelah memuji keluarganya dan keluarga Kamala Harris, Biden memuji koalisi rakyat – bipartisan, muda, tua, urban, rural, beragam ras – yang membantu kampanyenya.

Ia kemudian berbicara kepada para pendukung Trump. “Mari beri kesempatan pada satu sama lain,” kata Biden. “Ini waktunya membuang retorika keras, menurunkan temperatur, kembali melihat satu sama lain, mendengarkan satu sama lain… stop memperlakukan lawan kita sebagai musuh”.

Ia menekankan bahwa “Ini waktu Amerika untuk pulih”. “Saya akan bekerja sama kerasnya untuk mereka yang tidak memilih saya sebagaimana untuk mereka yang memilih saya”.

 

Tugas Pertama Biden

Biden mengatakan tugas pertamanya ialah mengendalikan pandemi virus corona. “Itu satu-satunya cara kita bisa kembali menjalani kehidupan,” ujarnya.

“Pada hari Senin, saya akan membentuk kelompok yang terdiri dari saintis dan pakar sebagai penasihat transisi untuk mengambil rencana Covid Biden-Harris dan mengubahnya menjadi rencana aksi yang akan dimulai pada 20 Januari, 2021,” ujarnya.

“Rencana itu akan dibangun atas dasar sains yang kuat.”

Biden menegaskan bahwa ia akan “berusaha maksimal” untuk menangani pandemi.

Setelah sekali lagi menyerukan persatuan dan perdamaian, Biden mengakhiri pidatonya dengan optimisme.

“Amerika Serikat. Bapak-bapak dan ibu-ibu, tidak pernah ada hal yang tidak kita coba dan tidak bisa kita lakukan”.

 

Kemala Haris, Perempuan Pertama dan Bukan yang Terakhir

Dalam pidato pertamanya sebagai wakil presiden terpilih, Kamala Harris mengulang slogan kampanye Biden 2020.

“Kita rakyat Amerika punya kekuatan untuk membangun masa depan,” ujarnya.

“Kalian mengantarkan hari baru untuk Amerika. Kalian memilih harapan, dan persatuan, kesopanan, sains, dan ya, kebenaran,” kata Harris kepada hadirin.

“Kalian memilih Joe Biden sebagai presiden berikutnya untuk Amerika Serikat,” ujarnya.

Pernyataan itu disambut sorak-sorai dari hadirin.

Harris melanjutkan pidatonya dengan memuji sosok Biden dan keluarganya, kemudian mulai berbicara tentang dirinya sendiri – dan makna momen ini bagi perempuan.

Perempuan pertama yang terpilih sebagai wakil presiden itu berkata ibunya “sangat percaya pada Amerika tempat momen seperti ini mungkin terjadi.”

Harris berkata ia memikirkan ibunya – yang membesarkan Harris dan adik perempuannya sebagai orang tua tunggal – dan generasi perempuan kulit hitam, Asia, kulit putih, warga berdarah Latin, dan penduduk asli yang telah “membuka jalan untuk momen malam ini”.

“Merekalah tulang punggung demokrasi,” kata Harris tentang perempuan-perempuan ini yang berjuang untuk amandemen ke-19 pada 100 tahun lalu, hak untuk memilih pada 55 tahun lalu, dan sekarang pada tahun 2020 ketika generasi baru perempuan memberikan suara mereka.

Ia memuji Biden atas “keberanian” untuk mendobrak batas dan memilih seorang perempuan sebagai wakil presiden.

“Meskipun saya mungkin perempuan pertama yang memegang jabatan ini, saya tidak akan menjadi yang terakhir,” ujarnya.

BBC memproyeksikan Biden menang di negara bagian kunci Pennsylvania, yang mengantarkannya ke perolehan suara elektoral sebanyak 273 – melebihi batas minimal 270 yang diperlukan untuk menuju Gedung Putih.

Biden dari Partai Demokrat juga dipastikan menang di Nevada, negara dengan enam suara elektoral dan sejauh ini total ia meraih 279 elektoral. Nevada selalu memilih untuk Demokrat sejak 1992, namun mendukung George W Bush dari Partai Republik pada 2000 dan 2004. (BBC/Ryman)