Politik Itu Ranahnya Muamalah, Bukan Akidah

oleh -
Ilustrasi

 

TANGERANG SELATAN – Konflik bernuansa suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) merupakan tantangan nyata yang berpotensi muncul di tahun politik ini. Potensi konflik merupakan implikasi dari perbedaan paham dan pemikiran keagamaan maupun pilihan politik yang terjadi di masyarakat, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Hal itu diperparah dengan media sosial yang dipenuhi ujaran kebencian dan informasi hoax yang membuat masyarakat mudah terprovokasi dan terbelah.

Atas alasan itu, Pemuda Muhammadiyah Tangerang Selatan menggelar Workshop bertajuk “Menumbuhkan Nilai-nilai Perdamaian dan Anti Kekerasan di Era Digital”.

Ketua Panitia Workshop Fahmi Syahirul Alim menjelaskan bahwa acara ini merupakan ikhtiar Pemuda Muhammadiyah Tangsel dalam mencegah konflik SARA, khususnya di wilayah tersebut.

“Semua potensi konflik harus dipetakan untuk kemudian diantisipasi. Kami sebagai angkatan muda Muhammadiyah harus tampil sebagai pionir dalam isu-isu perdamaian, terutama di Tangsel yang penduduknya sangat heterogen. Apalagi Tangsel adalah kota satelit Jakarta,” katanya, Senin (5/2).

Fahmi, yang juga wakil ketua Pemuda Muhammadiyah Tangsel mengatakan, lebih dari 50 peserta hadir dalam workshop yang digelar pada 2-4 Februari 2018 di Wisma Puspiptek, Serpong. Mereka berasal dari angkatan muda Muhammadiyah dan sejumlah guru di Tangsel.

Worshop menghadirkan pemateri yaitu sejumlah pejabat pemerintahan, seperti Staf Khusus Mendikbud Alpha Amirracahman, Tenaga  Ahli Utama Kantor Urusan Presiden Abdul Rohim Gazali, dan Ketua Asosiasi Guru Agama Islam Tangsel Tajudin.

Dalam pemaparannya, Abdul Rohim Gazali yang juga Sekretaris LHKP PP Muhammadiyah menerangkan bahwa politik bukan urusan tentang benar atau salah yang perlu diperjuangkan dengan konflik dan kekerasan. “Tapi hanya persoalan kepentingan. Politik itu ranahnya muamalah, bukan akidah,” jelas Rohim yang memaparkan materi tentang Kondisi Perpolitikan Indonesia Saat Ini, seperti dikutip rmol.co.

Sementara itu, Ketua Pemuda Muhammadiyah Tangsel Zaki berharap acara ini bisa memberikan kontribusi nyata bagi perdamaian di Tangsel. Dia berharap para peserta bisa mengamalkan materi workshop di kehidupan sehari-hari dan menularkannya kepada warga sekitar rumahnya.

“Program yang diinisiasi Bidang Kajian Islam dan Dakwah Pemuda Muhammadiyah Tangsel ini merupakan program yang sangat baik, dan merupakan wujud kontribusi nyata untuk perdamaian Kota Tangsel. Semoga para peserta workshop bisa jadi agen-agen perdamaian di daerahnya masing-masing,” pungkas Zaki.