Rizal Ramli Ungkap Filosofi “Belah Duren” di Mata Najwa

oleh -
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Kabinet Kerja, Rizal Ramli. (Foto: ist)

JAKARTA – Tokoh nasional Dr Rizal Ramli blak-blakan dalam acara Mata Najwa yang dipandu Najwa Shihab, yang tayang di TV7, Rabu (14/3/2018) malam. Mantan Menko Maritim Kabinet Kerja ini juga mengungkapkan alasannya mendeklarasikan diri sebagai bakal calon presiden pada Pilpres 2019 mendatang.

Rizal mengatakan, dirinya prihatin pada kondisi bangsa Indonesia yang kaya raya, namun mayoritas rakyatnya hidup dalam kemiskinan. Keprihatinan itu bukan hanya muncul saat ini saja, tetapi bahkan sudah muncul sejak 40 tahun lalu, ketika masih menjadi mahasiswa di Institute Teknologi Bandung (ITB).

Saat itu, Rizal berpikir bahwa masalah utama kemiskinan di Indonesia terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan. Saat itu, ada 8 juta anak usia sekolah dasar (SD) tidak bisa bersekolah karena tidak memiliki biaya. Karena itu, dia menggagas Gerakan Anti Kebodohan bersama seluruh BEM se-Indonesia yang tujuannya agar Indonesia memiliki UU Wajib Belajar selama 6 tahun.

“Syukur alhamdulillah, beberapa tahun kemudian pemerintah akhirnya mengambil ide tersebut dan mengumumkan wajib belajar 6 tahun sehingga 8 juta anak bisa sekolah,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu Najwa Shihab menanyakan filosofi “belah duren” saat deklarasi capres beberapa waktu lalu.

“Durian itu rasanya enak, tapi bukanya itu susah, banyak durinya jadi mesti hati-hati dan belahnya juga susah. Tapi  when we done that’s difficult job, sekali kita sudah beresin pekerjaan yang susah itu durian itu memang isinya enak,” jawab Rizal santai.

Mantan Menko Perekonomian ini menganalogikan durian seperti Indonesia yang banyak sekali duri-durinya. Dia pun mengingatkan kembali jurus “Rajawali Ngepret” yang dipraktekkannya dalam mengatasi sejumlah masalah.

“Saya waktu itu kan terkenal dengan jurus rajawali ngepret, sebetulnya yang dimuat media yang ngepretnya doang padahal ada satu lagi jurus rajawali bangkit, itu sebetulnya seperti Bung Karno, gebrak, dobrak, bangun!,” katanya.

Rizal mengaku pernah ditanya Presiden Jokowi kenapa dirinya suka memberi kepretan. Lantas dia pun menjawab, “Mas Jokowi, kalau kita panen padi di desa, tikusnya banyak banget. Jadi kita perlu kepret dikit, bikin heboh, lalu tikusnya kabur, dan panennya bisa buat rakyat. Nah di Indonesia ini tikusnya banyak banget, jadi harus dikepret,” ungkapnya.

Sebelumnya, Rizal Ramli mengungkapkan alasannya mendeklarasikan diri maju sebagai bakal calon presiden.

“Dalam banyak kasus, presiden sering diintervensi oleh kekuatan-kekuatan besar baik dari dalam maupun luar negeri sehingga kebijakan yang bagus untuk Indonesia justru dibatalkan. Itulah alasan mengapa Rizal Ramli memutuskan siap untuk memimpin Indonesia untuk tahun 2019-2024,” pungkasnya.