Uskup Larantuka: Tradisi Semana Santa pada 2022 Kembali Ditiadakan

oleh -
Prosesi Semana Santa di Flores Timur, NTT. (Foto: Kilas24.com)

Larantuka, JENDELANASIONAL.ID — Uskup Larantuka, Mgr. Frans Kopong Kung, Pr menyatakan bahwa prosesi acara ‘Semana Santa’ di Keuskupan Larantuka paskah mendatang ditiadakan. Pasalnya, hal tersebut untuk menghidari penyebaran pandemi Covid-19 yang masih merebak.

Uskup Frans Kopong Kung, menyatakan hal terebut dalam suratnya tertanggal 18 Maret 2022.

Dalam surat dengan perihal “Keputusan Perayaan Devosional Tradisi Semana Santa” yang diterima media, Senin (21/3/2022),  itu memastikan tradisi yang sudah berlangsung berabad-abad ini ditiadakan pada tahun ini.

“Memperhatikan situasi saat ini,  di mana kita masih berada pada pandemi Covid-19 dan  melihat jumlah yang terpapar positif Covid-19 semakin meningkat di wilayah kita, di Kabupaten Flores Timur dan Lembata,  dan saat ini kita sedang berada pada level 3 secara nasional, maka demi kepentingan  keselamatan dan kesehatan seluruh warga masyarakat kita, kami memutuskan  meniadakan dan membatalkan seluruh kegiatan pelaksanaan perayaan  devosional tradisi Semana Santa di Larantuka, Konga, Wureh, pada tahun ini,” demikian isi surat Uskup Larantuka tersebut seperti dikutip //kabarntt.co/.

 

Uskup Larantuka, Mgr. Frans Kopong Kung, Pr. (Foto: kabarntt.co)

Uskup Larantuka juga meminta agar paroki-paroki yang sudah memiliki tradisi ini agar ditiadakan.

“Tidak diadakan prosesi Jumat Agung, prosesi Alleluya di Larantuka, Konga dan Wureh,” ujar Uskup Frans melalui suratnya.

Sementara  perayaan liturgi pekan suci  di gereja-gereja tetap dilaksanakan seperti biasa dengan tetap menerapkan protokol kesehatan  secara ketat.

Uskup mengatakan meskipun pihaknya tidak merayakan Semana Santa, namun hal tersebut tidak mengurangi makna dari tradisi umat. “Kita diharapkan memaknainya secara lebih rohaniah, lebih mendalam terhadap misteri iman dan keselamatan kita,” demikian pesan Uskup.

Dengan demikian, sudah tiga tahun berturut-turut sejak Covid-19 melanda, Semana Santa yang menjadi ikon wisata Flores Timur ini batal diselenggarakan.

Surat tersebut ditujukan kepada para pastor, biarawan-biarawati dan seluruh umat Keuskupan Larantuka. Juga ditembuskan kepada Bupati Flores Timur, Ketua DPRD Flores Timur, juga pihak keamanan (TNI-Polri).

Semana Santa atau Hari Bae adalah ritual perayaan Pekan Suci Paskah yang dilakukan selama tujuh hari berturut-turut oleh umat Katolik di Larantuka , Flores Timur. Kata semana santa berasal dari bahasa Portugis semana yang berarti “pekan” atau “minggu” dan santa yang berarti “suci”. Secara keseluruhan, semana santa berarti pekan suci yang dimulai dari Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci hingga perayaan Minggu Halleluya atau Minggu Paskah.

Semana Santa merupakan ikon dari Flores Timur dan menjadi daya tarik tarik tersendiri, baik bagi peziarah maupun wisatawan. Selain menggeliatkan ekonomi dan pariwisata, tradisi ini juga menjadi wujud toleransi antar umat beragama di Flores Timur. ***