Jumat Agung dan Ramadan Harus Jadi Perayaan Kasih Sayang dan Membuang Arogansi Beragama

oleh -
Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti), Dr. KH. Anwar Sanusi, SH, S.Pel, MM. (Foto: ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Bulan Ramadan tahun ini ada sebuah momen atau saat yang cukup indah. Saat itu yakni peringatan Jumat Agung yang biasa dirayakan oleh umat Kristiani bersamaan dengan Ramadan umat Muslim.

Dua peristiwa ini harus menjadi momen bagi kedua umat beragama dan seluruh umat pada umumnya untuk terus memupuk toleransi beragama sembari membuang arogansi beragama.

Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti), Dr. KH. Anwar Sanusi, SH, S.Pel, MM, mengatakan momen indah yang penuh sukacita dari kedua umat beragama ini sebagai bulan kasih sayang sebagai kesempatan bagi umat untuk mempererat ukhuwah tali persaudaraan.

”Bahwa momen ini adalah memang bulan kasih sayang. Dan kita pererat ukhuwah tali persaudaraan, baik ukhuwah Islamiyah terhadap sesama Islam, lalu Ukhuwah Wathoniyah  dengan sesama manusia dalam suatu negara dan Ukhuwah Insaniyah sebagai bentuk untuk perdamaian dunia,” ujar Dr. KH. Anwar Sanusi, SH, S.Pel, MM, di Jakarta, Kamis (15/4/2022).

Ia melanjutkan, sebagai masyarakat yang hidup ditengah keberagaman suku dan agama, hendaknya umat mampu meneladani kehidupan di Madinah semasa kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dimana umat yang berbeda agama juga dapat hidup dan beribadah dengan damai.

”Ketika Nabi Muhammad SAW menjadi pemimpin agama sekaligus pemimpin di Madinah, disana paling tidak ada empat kaum yakni kaum Yahudi, kaum Nasrani, kaum  Majusi yang menyembah berhala dan kaum Muslim. Pada saat itu mereka juga bisa hidup dengan damai, padahal mayoritas Islam,” terangnya seperti dikutip dari siaran pers Pusat Media Damai (PMD) BNPT.

Anwar yang juga menjabat Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) ini juga menilai, perayaan Jumat Agung sebagai salah satu rangkaian dari Trihari Suci umat Nasrani yang penuh sukacita, juga sejatinya menjadi hari yang istimewa bagi umat Muslim tatkala hari Jumat ini menjadi sayyidul ayyam atau hari yang memiliki keitimewaan dibanding hari lain terlebih di bulan suci Ramadan.

“Jadi hari Jumat itu memang selain selain umat Kristiani menyebut hari Jumat Agung, kita sebagai umat Islam menyebutnya juga sebagai sayyidul ayyam  atau ibunya dari semua hari yang ada. Sehingga pada dasarnya kedua umat beragama sama-sama memaknai hari Jumat ini sebagai hari besar,” terang pria kelahiran Indramayu, 11 September 1953 silam ini.

Pria yang pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 1997-2014) dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) ini memandang, di hari Jumat yang istimewa bagi kedua umat beragama ini hendaknya umat dapat mengedepankan kasih sayang, toleransi serta mengesampingkan arogansi beragama demi menjalin ukhuwah persaudaraan.

”Karena tidak ada ajaran agama manapun yang mengajarkan bermusuhan apalagi arogansi. Jadi kembali lagi pada Jumat Agung mudah-mudahan dengan momentum Jumat Agung ini kembali kita ke agama masing-masing, kembali kepada qitahnya lagi, bahwa pada dasarnya agama apapun itu mengajarkan kasih sayang dan menjauhi permusuhan,” tuturnya.

Pasalnya, ia mengamati dari peristiwa demo 11 April kemarin yang mana ternodai dengan aksi kekerasan diluar batas kemanusiaan terhadap seorang tokoh, yang mana berlawanan dengan semangat cinta kasih  terutama di bulan Ramadan dan Trihari Suci umat Kristiani.

”Padahal bulan ini adalah bulan kasih sayang, ampunan dan bulan kita dijauhkan dari api neraka. Kita harus bisa melihat persoalan dari dua sisi, walaupun kita ketahui selama ini bahwa yang bersangkutan merupakan sosok yang kontroversial, dan harus waspada karena setiap gerakan pasti ada yang menunggangi, sudah pasti itu,” ujar mantan Ketua Umum PP Perti ini.

Maka dari itu, pria yang juga pendiri Badan Kontak Muballigh Indonesia (Baqomubin) ini memandang perlu ada peran pemerintah dan tokoh untuk terus bersama-sama menjaga persatuan dan kerukunan umat, agar hal-hal yang menodai perdamaian dan ukhuwah umat tidak terjadi kembali di kemudian hari dengan mendorong narasi kasih sayang kepada umat

”Sebab itu barangkali sudah betul ya sosialisasi yang dilakukan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme)  dengan ormas-ormas Islam yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) dan juga ormas-ormas non Islam yang tergabung dalam LPOK (Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan)  ini untuk menaburkan kasih sayang serta bekerja sama untuk senantiasa mengayomi masyarakat,” terangnya.

Terakhir, dalam kesempatan itu Anwar berpesan kepada khususnya umat Muslim agar di bulan yang suci dan penuh sukacita ini, dapat terus meningkatkan amal perbuatan, serta semakin menyadari bahwa islam sebagai rahmatan lil alamin senantiasa mengajarkan umatnya untuk bertoleransi dan mencintai kasih sayang.

”Jadi Insya Allah dengan momen bulan suci Ramadan ini, kita bisa meningkatkan amal baik perbuatan atau  perilaku. Nanti kalau sudah ditingkatkan ba’da Idul Fitri tentunya harus lebih baik lagi. Ini juga momen memaksimalkan rasa cinta dan toleransi bahwa ajaran islam itu adalah ajaran yang memang benar-benar toleransi dan ajaran yang mencintai kasih sayang,” pungkas Anwar Sanusi. ***