PDIP Bisa Dorong Said Abdullah Dampingi Gus Ipul

oleh -
Direktur Eksekutif Respublica Political Institute (RPI) Benny Sabdo

JAKARTA-Direktur Eksekutif Respublica Political Institute (RPI) Benny Sabdo mendorong Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan segera memutuskan pengganti Abdullah Azwar Anas pasca memutuskan mengundurkan diri dari pencalonan bakal calon wakil gubernur Jawa Timur (Jatim).

“Menimbang waktu pendaftaran pilkada yang sudah dibuka hari ini sampai tiga hari ke depan maka masih ada waktu bagi PDI Perjuangan untuk mengusung nama baru,” kata Benny Senin (8/1).

Pengajar Ilmu Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta ini mengatakan kepemimpinan politik di Jawa Timur merupakan salah satu barometer politik nasional.

Menurutnya, Jawa Timur secara kultur dan natur harus ada kombinasi kepemimpinan politik repesentasi daerah Tapal Kuda dan Mataraman seperti halnya kepemimpinan Pakde Karwo Dan Gus Ipul saat ini.

“Daerah Tapal Kuda merepresentasikan kultur Santri yaitu meliputi Gresik, Pasuruan, Situbondo, Probolinggo dan Bondowoso. Sedangkan, daerah Mataraman mewakili kultur Nasionalis seperti Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan dan sekitarnya,” jelasnya.

Benny menjelaskan popularitas dan elektabilitas Gus Ipul di daerah Tapal Kuda sangat tinggi. Pasalnya, Gus Ipul merupakan dari keluarga besar Santri.

”Gus Ipul sudah menjabat sebagai wakil gubernur Jawa Timur selama dua periode. Jadi pengalaman birokrasinya sudah sangat mumpuni ditambah kedekatannya secara personal pada kelompok Religius Santri di Jawa Timur,” ungkapnya.

Dengan demikian, menurut Benny, Gus Ipul memerlukan sosok pendamping yang kuat, mengakar dan mewakili daerah Mataraman.

Setidaknya ada empat nama yang sedang digodok oleh PDI Perjuangan, yakni Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Ngawi Budi Kanang Sulistyo, anggota DPR RI Said Abdullah dan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi.

Benny menyampaikan jika Tri Rismaharini menolak tawaran tersebut sudah tepat. “Karena sosok seperti ibu Risma lebih cocok menjadi bakal calon gubernur,” urai alumnus Program Pascasarjana Fakultas Hukum UI itu.

Benny menilai dari sisa tiga kandidat potensial tersebut, sosok Kanang lebih tepat menggantikan Azwar Anas. “Mbah Kung, panggilan akrab pak Kanang, merupakan kader tulen PDI Perjuangan. Secara historis keluarga besarnya merupakan loyalis Bung Karno sejak di Partai Nasionalis Indonesia,” bebernya.

Ia menambahkan Kanang memiliki pengalaman birokrasi yang panjang, pernah menjabat wakil bupati selama dua periode dan bupati dua periode dengan suara menang mutlak 87% di Kabupaten Ngawi. Selama ia menjabat Ketua DPC PDI Perjuangan Ngawi pernah meraih kursi sebanyak 19 kursi dari 45 kursi yang ada di DPRD Ngawi. Kanang kini juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur.

Benny menandaskan selama menjadi Bupati Ngawi, Kanang memiliki program unggulan antara lain Ngawi sebagai salah satu lumbung pangan nasional, pembangunan infrastruktur berupa jalan daerah sampai ke desa-desa, program bedah rumah, pemberdayaan perternakan kambing otawa dan kelompok tani, hingga mengembangkan komunitas motor tril bagi generasi milenial di Ngawi.

Ia menuturkan kontestasi pilkada di Jawa Timur ke depan akan berjalan keras dan tajam. Hal ini terbukti dengan adanya kampanye hitam yang menghalalkan segara cara untuk menghancurkan reputasi politik Azwar Anas.

Menurutnya, data riset indeks kerawanan pilkada Bawaslu menunjukkan Jawa Timur masuk kategori rawan. Benny mengimbau agar masa kampanye pilkada di Jawa Timur kelak lebih menyuguhkan adu program, visi dan misi demi kesejahteraan rakyat Jawa Timur, daripada jualan kampanye SARA, ujaran kebencian, dan fitnah.