Teror di Sulteng, Pemuda Katolik Minta Umat Katolik Berani Cegah Aksi Kekerasan

oleh -
Aksi teror dan ekstremisme-kekerasan kembali terjadi di Sulawesi Tengah. Tepatnya, di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID – Aksi teror dan ekstremisme-kekerasan kembali terjadi di Sulawesi Tengah. Tepatnya, di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Dari penelusuran beberapa sumber di Sulawesi Tengah, empat warga dalam satu keluarga dibunuh secara sadis. Selain itu, satu rumah ibadah Bala Keselamatan dan enam rumah dibakar.

“Pemuda Katolik menyampaikan turut berduka cita yang mendalam kepada keluarga besar Gereja Bala Keselamatan, khususnya kepada keluarga korban kekerasan dan pembunuhan secara keji oleh orang-orang yang tidak dikenal (OTK) di Lewonu Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah yang terjadi pada Jumat Pagi, 27 November 2020,” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, dr. Karolin Margret Natasa melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (28/11).

Pemuda Katolik juga mengecam dan mengutuk keras atas kejahatan sadis para pelaku tindakan teror terhadap pembakaran Pos Pelayanan luar Gereja Bala Keselamatan (BK) di Lewonu, pembakaran rumah Jemaat dan serangan yang mengakibatkan korban jiwa, serta menimbulkan keresahan masyarakat tersebut.

Karena itu, Pemuda Katolik mendesak aparat keamanan, TNI dan Polri serta Pemerintah Daerah agar serius dalam memberikan rasa aman dan perlindungan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan tidak memandang segala perbedaan (baik suku, agama dan lain sebagainya) karena Indonesia adalah Negara Hukum yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

Karolin menambahkan, Pemuda Katolik juga mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas serta mengungkap motif dan aktor dibalik para pelaku.

“Hal ini untuk mencegah terjadinya aksi-aksi serupa di masa yang akan datang. Aksi tersebut merupakan bentuk terorisme yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” ujarnya.

Untuk itu, Pemuda Katolik mengajak segenap umat Katolik dan berbagai lapisan masyarakat untuk berani mencegah aksi-aksi kekerasan dan menjadi benteng utama persatuan. Jangan mau diadu domba oleh kelompok-kelompok yang ingin merongrong Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Kita harus terlibat aktif memutus mata rantai kekerasan dan intoleransi, serta senantiasa taat kepada peraturan perundang-undangan,” ujar Karolin.

Pemuda Katolik menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan seluruh kader Pemuda Katolik agar jangan terprovokasi dan tetap menjaga kerukunan.

“Tingkatkan soliditas serta senantiasa membangun dialog dan kerjasama dengan organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan agar Indonesia menjadi negara yang aman, damai dan makmur,” pungkasnya. (Ryman)