Dibuka Menteri Jonan, Bursa Saham Bergerak Naik

oleh -
Menteri ESDM Ignasius Jonan bersama dengan ikatan alumni Universitas Airlangga membuka perdagangan bursa saham di Main Hall Gedung BEI, Jakarta, Selasa (7/11)

JAKARTA-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan bersama dengan Ikatan Alumni Universitas Airlangga membuka perdagangan bursa saham di Main Hall Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (7/11).

Dibuka Jonan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung naik tipis 4,92 poin atau 0,08% ke level 6.055,74. Pada perdagangan Selasa, (7/11).

Sedangkan Indeks LQ45 naik 1,25 poin atau 0,12% ke level 1.008,47. Indeks berhasil naik seiring derasnya sentimen positif yang muncul di bursa saham.

Saat membuka perdagangan tersebut, Menteri Jonan mendorong perusahaan-perusahaan di sektor pertambangan dan energi untuk melakukan listing pada bursa saham.

Sebab masih banyak perusahaan sektor energi dan pertambangan yang tidak melantai di bursa saham.

Padahal, jika mereka listing di bursa saham maka transparansi perusahaan akan semakin meningkat seperti yang diharapkan oleh pemerintah. Hal itu juga dilakukan guna mendorong laju perekonomian nasional.

Menteri Jonan menyebut beberapa perusahaan yang seharusnya sudah bisa melantai di bursa saham.

Pertama katanya Pertamina. Jika dilihat dari semua perusahaan yang beroperasi di Indonesia, belum ada perusahaan yang topline sales-nya mengalahkan Pertamina. Bahkan jika pendapatan perbankan sekaligus digabung.

“Topline sales Pertamina mencapai Rp 700 triliun-Rp 800 triliun per tahun,” ulasnya.

Kedua jelasnya, Perusahaan Listrik Negara (PLN). Topline sales PLN mencapai Rp 300 triliun sampai Rp 350 triliun per tahun.

Ketiga terangngnya, pemerintah juga punya satu unit kerja bernama SKK Migas. Bisnis SKK Migas ini tergantung harga minyak dan gas. Tetapi dalam setahun pendapatan bisnisnya sekitar Rp 400 triliun.

Keempat imbuhnya, beberapa perusahaan yang bergerak pada sektor pertambangan besar termasuk Aneka Tambang, Bukit Asam, Freeport hingga Vale. Dalam setahun pendapatannya diperkirakan Rp 200 triliun.

“Jadi total industri ini (energi danpertambangan) Rp 2.000 triliun lebih, mewakili hampir 17-18 persen terhadap Gross Domestic Product (GDP) nasional,” jelasnya.

Jonan menyayangkan masih banyaknya perusahaan sektor energi dan migas di Indonesia belum melakukan listing pada bursa saham di Indonesia.

Sebab dari sekitar 600 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI) hanya sedikit yang merupakan perusahaan energi dan pertambangan. “Mayoritas yang dikelola oleh badan usaha asing seperti Vale dan Freeport tidak listed di sini,” ucapnya.

Menteri Jonan berjanji akan mendorong perusahaan energi dan pertambangan untuk melakukan listing pada bursa saham di Indonesia. “Kami akan minta bahwa dikemudian hari mereka harus punya program untuk listing di BEI. Sehingga BEI menjadi lebih menarik dan lebih besar,” pungkasnya.