Gas Mengalir, Usaha Pecel Rumahan Liswati Makin Moncer

oleh -

SURABAYA-Hiruk-pikuk orang-orang di kawasan Pucang Arjo, Kertajaya, Gubeng, Surabaya sudah dimulai sejak dini hari. Salah satunya Liswati (47 tahun), seorang pemilik makanan khas Jawa Timur. Sedari pagi makanan yang akan dijual di warung kawasan Moroseneng telah dipersiapkan. Nyala kompor gas yang menjadi senjata utamanya berjualan sudah menghangatkan pagi, begitu pula dengan ibu-ibu warga sekitar rumahnya yang juga banyak berjualan makanan.

“Jossss…”, suara desis kompor gas dari rumah Liswati. Kesehariannya ia habiskan untuk memanjakan perut pengunjung yang datang ke warungnya dengan sajian-sajian khas, seperti nasi pecel, rawon, dan makanan khas Jawa Timur lainnya. Hampir 22 tahun usaha yang dirintis oleh kakaknya itu berjalan, hingga kini dirinya menjalankan warung makannya dengan 15 karyawan yang setia membantu.

Sebagai seorang pengusaha warung makan, nasib Liswati bisa dikatakan bergantung dengan ketersedian gas LPG. ‘Kompor Joss’ (tekanan tinggi) yang ia gunakan sehari-hari untuk memasak, tak akan bisa digunakan tanpa adanya gas LPG. Beberapa waktu yang lalu, ketika Liswati masih menggunakan tabung gas LPG, dirinya sering kesulitan mendapatkan gas LPG, terlebih saat gas habis di malam hari. Padahal, dalam sehari, usahanya memerlukan hingga 4 tabung ukuran 3 kg dan 2 tabung 12 kg, apabila dirata-rata sekitar Rp 190.000 habisnya dalam sehari.

“Sehari rata-rata Rp 190.000 dulu, jadi sebulannya sekitar Rp 5,5 juta hanya untuk gas saja,” ungkap Liswati. “Saya pakai kompor joss yang apinya besar, sedangkan kalau pedagang yang lain pakai kompor biasa, tapi itukan api nya kecil, saya gak ada rencana buat ganti kompor karena nanti ndak matang,” ujar Liswati saat ditemui tim www.esdm.go.id di rumahnya, 28 Maret 2018 lalu.

Kesulitan mendapatkan tabung gas LPG ditambah borosnya pemakaian gas dalam usahanya menjadi masalah tersendiri dalam dirinya menjalankan usaha ini. Namun, masalah ini kini telah ia lalui dan temukan jawabannya. Kini, dirinya bersama warga sekitar tempat usahanya telah menggunakan Jaringan Gas (Jargas) yang dibangun Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan usaha dan sehari-harinya. Dengan Jargas, selain tidak perlu mencari stok tabung gas lagi, dirinya merasakan penghematan.