Kemlu Diminta Tegas Terhadap Negara Pemilik Drone Mata-mata Bawah Laut

oleh -
Drone di bawah permukaan laut. (Foto: Ilustrasi)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Belakangan pelanggaran demi pelanggaran terus terjadi yang dilakukan oleh negara asing terhadap Kedaulatan RI.

Pasca agen intelijen Jerman yang mendatangi Markas FPI, saat ini diduga ada negara tertentu yang menempatkan drone bawah laut.

Seperti diberitakan, drone bawah laut tersebut ditemukan nelayan di dekat Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan. Saat ini TNI AL tengah mengamankannya.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan, bila sudah diketahui asal usul negara yang memiliki drone tersebut, Kemlu harus melakukan protes diplomatik yang keras terhadap negara tersebut dan bila perlu tindakan tegas lainnya.

“Protes keras dan tindakan tegas ini dilakukan terlepas apakah negara tersebut adalah negara sahabat, bahkan adanya ketergantungan Indonesia secara ekonomi,” ujarnya melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (2/1).

Hikmahanto yang juga Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani itu menegaskan jangan sampai terulang kembali insiden atas agen intelijen Jerman.

Dalam kasus tersebut, katanya, Kemlu hanya puas dengan klarifikasi Kedubes Jerman dan agen tersebut dipulangkan oleh Kedubes tanpa ada protes diplomatik.

Seharusnya, katanya, Kemlu melakukan tindakan yang lebih tegas lainnya bila kegiatan mata-mata terkuak.

Hal itu dilakukan dilakukan agar diplomasi untuk mempertahankan kedaulatan NKRI benar-benar diperankan oleh Kemlu.

“Jangan sampai Indonesia dianggap lemah bahkan mudah untuk diajak berkompromi saat tindakan mata-mata yang dilakukan oleh negara lain terkuak,” pungkasnya.

Seperti diberitakan media Australia, News.com, ada tiga buah drone tertangkap di perairan Indonesia pada Natal, 25 Desember lalu.

Dikutip pada Jumat (1/1/2021) media tersebut mengatakan jika bentuk drone seperti tabung namun memiliki sayap. Perangkat tersebut dipenuhi dengan banyak sensor dan transmitter jarak jauh yang bertugas untuk mengirimkan hasil temuan ke markas.

Dilaporkan juga bahwa salah satu drone ditemukan di Selat Malaka. Ini adalah jalur perairan antara Indonesia dan Singapura yang juga merupakan jalur tersibuk pengiriman.

Sementara dua lainnya ditemukan di dekat Selat Sunda dan wilayah Lombok. Salah satu drone memiliki panjang 225 cm ditemukan oleh seorang nelayan lalu dilaporkan ke polisi setempat dan menghubungi pihak TNI AL.

Drone tersebut merupakan milik mata-mata China. Ketiga drone tersebut berada di jalur jalur penting yang menghubungkan Laut China Selatan (LCS) ke Samudera Hindia.

Karena itu, jika ada yang bisa mengontrol ‘jalan’ itu maka akan membuat ekonomi di seluruh negara bisa bertekuk lutut. Jalur tersebut juga merupakan wilayah pengiriman penting bahan bakar olahan Singapura menuju Australia. (Ryman)