Peringati Sumpah Pemuda, Garda NTT Kembali Gelar Kirab Budaya Nusantara

oleh -
Memperingati Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2019 yang genap berusia 91 tahun, Gerakan Patriot Muda Nusa Tenggara Timur (Garda NTT) kembali menyelenggarakan acara Kirab Budaya Nusantara. Acara yang mengambil tema “Bersatu Kita Maju” ini digelar pada Minggu, 27 Oktober 2019 pukul 18.00 WIB dengan mengambil rute dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Patung Kuda Monas, Jakarta Pusat. (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID – Memperingati Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2019 yang genap berusia 91 tahun, Gerakan Patriot Muda Nusa Tenggara Timur (Garda NTT) kembali menyelenggarakan acara Kirab Budaya Nusantara. Acara yang mengambil tema “Bersatu Kita Maju” ini digelar pada Minggu, 27 Oktober 2019 pukul 18.00 WIB dengan mengambil rute dari Bundaran Hotel Indonsia menuju Patung Kuda Monas, Jakarta Pusat.

“Acara ini merupakan kegiatan rutin tahunan Garda NTT. Kali ini Garda NTT mengusung tema Bersatu Kita Maju, selaras dengan tema nasional yang digagas Kementerian Pemuda dan Olahraga. Kegiatan kirab ini telah dimulai sejak 27 Oktober 2015 mengawali perjalanan Garda NTT yang dideklarasikan pada 02 Oktober 2015,” ujar Sekjen Garda Pemuda NTT, Marlin Bato, melalui siaran pers di Jakarta, Senin (28/10).

Menurut Marlin, sama seperti sebelumnya, agenda kirab kali ini masih bernuansa budaya dan melibatkan pemuda dan mahasiswa. Pada Kirab kali ini Garda NTT ingin membangkitkan kembali ingatan sejarah bahwa bersatunya pemuda saat itu, pada hari Minggu 28 bulan Oktober tahun 1928, justru memantik dan menggelorakan semangat nasionalisme.

“Semangat inilah yang merangsang sentimen bangsa untuk bangkit dan melawan kolonialisme saat itu. Sumpah Pemuda di Batavia saat itu, dimaknai Garda NTT sebagai momentum kebangkitan para Jong di berbagai daerah yaitu Jong Java, Jong Sumatera, Jong Celebes, Jong Ambon dan beberapa simpul utama lainnya. Ini adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar Sumpah Pemuda ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia,” ujarnya.

Namun, kata Marlin, derap langkah pemuda sebagai cermin bangsa ini mulai redup. Pada era kekinian, semangat Sumpah Pemuda terjadi degradasi luar biasa. Timbul narasi perpecahan dimana-mana. Menguatnya intimidasi serta aksi intoleransi saat ini justru melibatkan kaum muda sendiri yang telah melupakan akar sejarah perjalanan bangsa.

Padahal deklarasi sumpah pemuda pada saat itu justru telah menegaskan cita-cita akan ada “tanah air Indonesia”, “bangsa Indonesia”, dan “bahasa Indonesia”.

Karena itu, kali Garda NTT berharap momentum ini bukan saja sebagai nomenklatur peringatan yang bersifat monumental, tetapi harus dimaknai sebagai intisari jiwa bangsa Indonesia yang mampu merasuk kaum muda sebagai agen memperkokoh bangsa yang satu, bahasa satu dan tanah air satu.

“Mulai lunturnya nilai-nilai sumpah pemuda yang termaktub dalam 3 kalimat tersebut sangat rentan mengantar bangsa ini menuju perpecahan. Karenanya tiga poin ikrar ini harus mampu melahirkan patriot-patriot muda sebagai garda terdepan pembela identitas bangsa Indonesia,” ujarnya.

Tujuan Garda NTT menggelar kirab ini, kata Marlin, adalah untuk kembali merajut keberagaman, merawat kebhinekaan, serta menjaga harmoni kebangsaan. “Orang muda sebagai pelopor perdamaian dan agen pemersatu, orang muda harus menjadi penyejuk jika kondisi politik dan sosial memanas. Kaum muda Indonesia, mari bersatu, kita akan berderap maju,” pungkasnya. (Ryman)