Puisi Sukmawati Ungkapan Bermakna Membanggakan Indonesia Hebat

oleh -
Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Salestinus

JAKARTA-Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Salestinus menegaskan puisi Sukmawati Sukarno dengan judul “Ibu Indonesia” adalah karya sastra seorang budayawati yang yang sarat dengan irama atau alunan suara dengan susunan bahasanya yang nampak indah dan penuh makna. Sebagai sebuah puisi maka penilaian terhadap puisi itu sendiri harus dari kacamata sastra dan oleh lembaga yang berkompoten.

“Jadi, harus ada lembaga yang kompeten menilai apakah puisi itu mengandung muatan dan unsur penghinaan serta apakah terdapat unsur melawan hukum atau sebaliknya mengandung sebuah pujian dan kritik dalam konteks mengagungkan ke Indonesiaan kita terhadap sebuah realitas sosial dalam Kebhinekaan masyarakat,” ujar Petrus di Jakarta, Rabu (4/4).

Menurutnya, isi puisi tentang “Ibu Indonesia” karya cipta Sukmawati sesungguhnya hanya mengungkap fakta akan adanya dua kondisi riil yang berbeda karena berbeda akar budaya dan asal usulnya tetapi berada dalam bingkai Kebhinekaan berbangsa dan bernegara hingga saat ini.

“Terhadap sikap beberapa pihak yang sudah melaporkan Ibu Sukmawati Soekarnoputri ke Bareskrim Polri dengan alasan puisi “Ibu Indonesia” sebagai telah menghina umat Islam, karena membandingkan “Syariat Islam” dengan “Sari Konde” dan “Suara Kidung Ibu Indonesia” dengan “Lantunan Azan”, tidak apa- apa, itu hak hukum,” ujarnya.

Tetapi membaca puisi “Ibu Indonesia” tidak boleh dibaca septong-sepotong dan diartikan secara “harafiah” atau secara “hitam putih”, sekedar untuk merationalkan tuduhan menghina umat Islam.
“Apa yang diungkapkan oleh Ibu Sukmawati adalah sebuah gambaran betapa bangsa Indonesia, kaya akan budaya karena memiliki sifat mau menerima budaya lain yang berbeda dan beragam,” jelasnya.