Semakin Beriman, Semakin Kita Pancasilais

oleh -
Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo. (Foto: Ist)

Semakin Beriman, Semakin Kita Pancasilais

Bali, JENDELANASIONAL.ID — Kementerian Agama mengadakan Pertemuan Dialog Kerukunan Umat Beragama Katolik Tingkat Nasional di Denpasar, Minggu (11/10/20).

Pertemuan dengan tema “Umat Rukun, Indonesia Maju: Terwujudnya Masyarakat Indonesia yang Rukun Menuju Indonesia Maju Mengenai Penguatan Literasi Keagamaan Katolik” itu dihadiri lebih dari 80 tokoh agama Katolik nasional di Indonesia.

Pada kesempatan tersebut juga hadir Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo. Romo Benny menyampaikan tentang agama dan negara.

Menurutnya sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa dijadikan sila pertama karena membela kebenaran, keadilan, kejujuran.

“Ketuhanan yang Maha Esa dijadikan sila pertama karena membela kebenaran, keadilan, kejujuran. Ini yang harus menjadi titik tolak dalam kehidupan. Selain itu, sejak lahir bangsa Indonesia sudah terbiasa dan menjadi roh bagi bangsa Indonesia,” ujar Benny.

Terkait toleransi, bangsa Indonesia terlahir dari keberagaman dan seharusnya sudah terbiasa akan perbedaan. Biasanya intolerasi ini terjadi akibat pemahaman yang kurang utuh.

“Indonesia terlahir dari perbedaan dan sudah terbiasa dan saling menghargai. Akan tetapi kenapa kasus intolerasi sekarang ini mudah terjadi? Ini karena pemahaman mengenai kultur budaya Indonesia yang menghormati perbedaan mulai luntur. Ini karena pemahanan budaya yang kurang utuh,” jelas Benny.

Selain itu, ujaran kebencian di media sosial marak dan banyak terjadi termasuk menyoal tentang agama, sehingga terjadi konflik antar agama kerena pemahaman yang tidak lengkap.

Alumni Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang ini mengatakan untuk menghadapi banyaknya ujaran kebencian dan berita hoax ini masyarakat harus ada kedewasaan dalam literasi informasi.

“Harus dewasa dalam menerima informasi, mengolah informasi, dan menanggapi informasi ini yang harus dipelajari. Belajar memahami perbedaan juga harus ditanamkan,” jelas Benny.

Lebih lanjut Benny menjelaskan di Indonesia tingkatannya sudah lebih dari toleransi.

“Di Indonesia bahkan lebih dari sebatas toleransi, hubungan antar agama di Indonesia lebih kepada persaudaraan anak bangsa yang tidak membedakan dan harmonis,” ungkapnya.

Komunikasi dan relasi yang baik antar tokoh agama dirasa Benny perlu dalam mengatasi, berdiskusi, dan menaggapi masalah yang ada sehingga bisa didapatkan penyelesaian dengan baik.

“Dialog antar agama harus sering dilakukan disemua penjuru negeri untuk menjalin kerukunan,” tutur Benny.

Sebagai penutup Benny menyampaikan bahwa orang yang beriman dirinya akan menerapkan nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

“Semakin kita beriman semakin kita Pancasilais yang mengamalkan dan menghayati nilai-nilai Pancasila,” tutup Benny. (Ryman)