Wujud Nyata Pelayanan, Sekolah Ursulin Luncurkan Program Vaksinasi Keliling

oleh -
Usulin luncukan program Vaksinasi keliling. (Foto: Tribunnews.com)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Menyikapi tingginya kasus orang terpapar dan kematian akibat Covid-19, yang membuat sistem perawatan kesehatan negara ini kewalahan, Keuskupan Agung Jakarta, meluncurkan inisiatif untuk melakukan vaksinasi keliling untuk menjangkau masyarakat yang terpinggirkan.

Kardinal Ignatius Suharyo memberkati 8 kendaraan yang akan digunakan untuk memvaksinasi masyarakat miskin di sekitar ibu kota Indonesia pada Selasa (4/8).

“Mobil-mobil ini adalah wujud nyata dari tindakan kasih sayang dan berbagi kasih kepada orang-orang yang membutuhkan,” kata kardinal sambil memberkati kendaraan-kendaraan tersebut.

Seperti dilaporkan Radio Veritas Asia, inisiatif vaksinasi itu diberi nama Serviam Vaccination Service (SVS). Inisiatif tersebut berasal dari 3 sekolah Katolik dan dilaksanakan oleh Suster Ursuline, Jakarta.

“Vaksinasi ini bukan program melainkan gerakan, artinya gerakan ini harus dilakukan bersama-sama,” kata I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI yang hadir pada kesempatan tersebut.

“Ini merupakan bukti sinergi pemerintah, pemerintah daerah, dan lembaga masyarakat untuk bersinergi memenuhi target vaksinasi 100 persen,” ujarnya saat peluncuran program tersebut.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan dukungannya terhadap kegiatan tersebut. “Terima kasih semuanya,” kata Anies saat peluncuran di Sekolah St. Ursula. “Jakarta didominasi daerah padat penduduk. Mobil vaksinasi keliling bisa menjangkau pemukiman warga,” katanya.

Angela Basiroen, Ketua Panitia SVS mengatakan, 8 kendaraan itu akan berkeliling Jakarta untuk memvaksinasi masyarakat, terutama mereka yang berusia 12-17 tahun, dan masyarakat rentan.

“Target kami masyarakat yang terpinggirkan, tapi kami juga sekolah-sekolah,” katanya.

Setiap mobil dapat membawa 100 hingga 200 dosis vaksin. Inisiatif ini juga bertujuan untuk menjangkau warga di daerah dengan jumlah kasus Covid-19 yang tinggi dan masyarakat miskin.

 

Motto Pelayanan Ursulin

Suster-suster Ursulin, yang secara khusus mengabdikan diri pada pendidikan, tiba di Indonesia pada tahun 1856. “Serviam” yang berarti “Saya akan melayani” merupakan semboyan sekolah Ursulin di seluruh dunia. Ini terinspirasi oleh ajaran St Angela Merici, yang mendirikan Ordo Ursulin pada tahun 1535, di Italia.

Layanan Vaksinasi Serviam merupakan perluasan dari Pusat Vaksinasi Serviam yang dimiliki oleh para siswa dan alumni sekolah Ursulin Sts. Ursula, Thresia dan Maria di Jakarta dimulai pada 20 Maret, untuk membantu pemerintah dalam perjuangan negara menahan pandemi Covid-19. Relawan dan petugas kesehatan juga bergabung dalam inisiatif tersebut. Awalnya, Pusat Vaksinasi Serviam dijadwalkan beroperasi hingga 10 Juni.

 

Lonjakan Pandemi di Indonesia

Seperti dikonfirmasi pada Rabu, angka kematian di Indonesia melampaui 100.000 jiwa. Ini adalah tonggak sejarah yang suram di negara yang berjuang dengan gelombang pandemi terburuk yang dipicu oleh varian Delta. Juli adalah bulan paling mematikan sejak pandemi dimulai, dengan lebih dari 30.100 kematian – lebih dari tiga kali lipat dari 7.914 yang dilaporkan pada Juni.

Butuh 14 bulan bagi negara terpadat keempat di dunia ini untuk melampaui angka kematian 50.000 pada akhir Mei, dan hanya lebih dari sembilan minggu untuk menggandakannya. Kementerian Kesehatan mencatat 1.747 kematian baru Covid-19 pada Rabu, sehingga total menjadi 100.636. Angka tersebut diyakini masih jauh dari jumlah yang bisa dihitung.

Tingkat kematian per kapita saat ini adalah salah satu yang terburuk di kawasan Asia Tenggara, kedua setelah Myanmar. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan rumah sakit di Indonesia membutuhkan ruang isolasi, pasokan oksigen, peralatan medis dan pelindung diri, serta rumah sakit lapangan keliling dan kantong mayat.

 

Gereja Katolik Ulurkan Tangan

Gereja Katolik di Indonesia telah mencari cara untuk membantu perjuangan bangsa dalam melawan virus, dengan banyak institusi menawarkan beberapa fasilitas mereka untuk perawatan atau isolasi pasien dan menjangkau mereka yang terkena dampak penutupan (PPKM).

Keuskupan Agung Jakarta telah mengubah Pusat Pastoral Samadi menjadi bangsal isolasi. Personil dan staf Rumah Sakit St. Carolus, yang dikelola oleh Charles Borromeo bersaudara dan pusat kesehatan pemerintah di daerah tersebut, membantu menjalankan fasilitas tersebut. Pusat ini menerima pasien tanpa memandang agama, etnis, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi, selama mereka memiliki gejala penyakit yang ringan dan tanpa gejala. (*)