Survei LSI: Sebanyak 55.5 Persen Responden Tidak Bersedia Divaksin Karena Tidak Aman

oleh -
Eko Pratama, Koordinator Pusat BEM Nusantara di Jakarta, Kamis (8/7/2021). (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Mayoritas warga atau sekitar 82.6% warga belum divaksin. Di antara yang belum divaksin, sekitar 63.6% bersedia divaksin. Sedangkan 36.4% tidak bersedia.

Ada beberapa alasan mereka kurang bersedia divaksin, antara lain takut efek samping vaksin Covid-19 (tidak aman) yaitu sebesar 55.5 persen.

Selanjutnya karena merasa vaksin itu tidak efektif yaitu sebesar 25.4 persen dan tidak membutuhkan (karena badan sehat) sebesar 19.0 persen.

Selain itu, vaksin mungkin tidak halal (9.9 persen), dan tidak mau membayar untuk mendapatkan vaksin sebesar 8.7 persen.

“Kemudian kalau sudah banyak orang divaksin, maka saya tidak perlu divaksin (herd immunity) sebesar 4.1 persen,” ujar siaran pers survei Lembaga Survei .

Vaksin juga dinilai hanya akal-akalan perusahaan farmasi untuk mencari untung sebesar yaitu mencapai 3,8 persen. Namun ada responden yang menjawab lain-lainnya sebanyak 9.3 persen, dan tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 1,8 persen.

Selanjutnya, sekitar 23.3% pernah menyarankan/mendaftarkan/mengantar orang lain (keluarga, teman) untuk divaksin COVID-19.

Survei juga menemukan bahwa mayoritas, 90.3%, tahu bahwa pemerintah Indonesia sudah memulai program vaksinasi corona (penyuntikan vaksin corona) untuk menangkal penyebaran virus corona (COVID-19).

Mayoritas, 84.9%, merasa sangat/setuju dengan program vaksin COVID-19 untuk masyarakat. Selanjutnya, mayoritas, 68,6%, percaya bahwa vaksin corona dapat mencegah kita tertular virus corona (COVID19). Sekitar 23.5% tidak percaya.

“Mayoritas, sekitar 82.6% warga belum divaksin. Di antara yang belum divaksin, sekitar 63.6% bersedia divaksin. Sedangkan 36.4% tidak bersedia,” ujar survei tersebut.

Survei menggunakan kontak telepon kepada responden adalah cara yang paling mungkin dilakukan dengan sampel sebanyak 1.200 responden yang dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Juni 2021.

Survei juga dilakukan dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error atau MoE) sekitar ±2.88% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. (*)