Vikjen: Tahbisan Uskup Ruteng Tak Sebatas Upacara Liturgi

oleh -
Vikjen Keuskupan Ruteng, Romo Alfonsus Segar, Pr. (Foto: Floresa.co)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID – Gereja Keuskupan Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur akan melaksanakan tahbisan Mgr Siprianus Hormat, di Ruteng, pada 19 Maret 2020. Sehari sebelumnya akan diadakan Salve Agung, pada 18 Maret 2020. Sedangkan misa Pontifical akan digelar pada 21 Maret 2020.

Sehubungan dengan hal itu, Vikjen Keuskupan Ruteng, Romo Alfons Segar, Pr mengeluarkan arahan.

Menurut Romo Alfons, perayaan tahbisan Uskup merupakan sebuah perayaan iman. Ini bukanlah sekadar sebuah pesta syukur dan sukacita. Tetapi melalui perayaan ini kiranya umat Allah Keuskupan Ruteng semakin merasakan dan mengalami kehadiran Yesus Kristus, Gembala yang baik, yang tidak membiarkan kawanan domba-Nya berjalan sendirian, yang peduli dan selalu setia pada dombadomba-Nya.

“Perayaan tahbisan Uskup ini hendaknya semakin meneguhkan dan menguatkan kehidupan iman umat,” ujarnya melalui pernyataan yang diterima media, di Jakarta, Kamis (28/11).

Romo Alfons mengatakan, Sinode III Keuskupan Ruteng menegaskan pentingnya iman yang utuh dan menyeluruh. Iman jangan hanya dibatasi pada kegiatan doa dan perayaan liturgi, tetapi mencakup seluruh kehidupan manusia yang diresapi oleh kasih Allah.

Oleh karena itu, katanya, pihak gereja tidak ingin membatasi perayaan tahbisan uskup ini dengan upacara liturgi saja. “Tetapi momentum perayaan tahbisan ini menjadi kesempatan berharga untuk membangun kehidupan Gereja dalam pelbagai aspek lainnya seperti aspek pewartaan, diakonia dan persekutuan,” ujarnya.

Karena itu dalam rangkaian perayaan tahbisan akan dilaksanakan juga kegiatan katekese tentang gembala Gereja (uskup) dalam katekese APP, kegiatan baksos untuk orang sakit, miskin dan menderita, kegiatan ekologis berupa kebersihan dan penghijauan.

“Dengan itu perayaan tahbisan uskup ini sejalan dengan arah pastoral Sinode III dan turut mengimplementasikannya, yakni: mengembangkan iman yang tidak hanya liturgisentris, tetapi iman yang integral dan holistik yang menyentuh seluruh aspek kehidupan umat,” ujar mantan Praeses di Seminari Pius XII Kisol ini.

Romo Alfons mengatakan, Paus Fransiskus mengajak kita untuk menjadi “Gereja Pintu Terbuka” (EG, 46). Yaitu: Gereja yang keluar dari kemapanan dan kenyamanan dirinya serta berbelarasa dengan suka dan duka perjuangan hidup manusia khususnya yang lemah, sakit, miskin dan menderita; Gereja yang bertobat dan selalu memperbarui diri dalam tuntunan Rohkudus; Gereja yang berorientasi pada pelayanan dan bukan pada kekuasaan; Gereja yang selalu mencari kehendak Allah, dan tidak terjerumus dalam kelekatan dan kenikmatan duniawi. Gereja yang diresapi oleh nilai-nilai injili dan memberi kesaksian tentang kebaikan dan kerahiman Allah di tengah dunia.

Karena itu, peristiwa tahbisan uskup kiranya menjadi momentum berahmat bagi kita semua untuk mewujudkan Gereja yang demikian.

Pada akhir arahannya, Romo Alfons mengharapkan semua umat agar mendoakan uskup baru kita, Mgr. Siprianus Hormat, agar dapat membimbing umatnya menjadi Gereja Yesus Kristus yang sejati. Uskup, kata Romo Alfons adalah gembala Gereja lokal keuskupan. Oleh sebab itu perayaan tahbisan ini hendaknya menjadi perayaan seluruh Gereja Keuskupan Ruteng.

Perayaan tahbisan ini katanya, melibatkan seluruh umat Allah dan semakin mewujudkan persaudaraan dan persekutuan umat Allah di wilayah Manggarai Raya ini.

“Melalui momentum tahbisan uskup, diharapkan agar Gereja Keuskupan Ruteng semakin berkembang menjadi persekutuan umat Allah yang utuh, dinamis dan transformatif,” ujarnya.

Sesungguhnya dalam panitia tahbisan terwujudlah persekutuan Gereja tersebut. Manakala semua umat bekerja sama satu sama lain, bertanggugjawab atas tugas yang diberikan, melayani tanpa pamrih, mengurbankan waktu, tenaga, perasaan, materi dan hal-hal lainnya, di sana kita turut membentuk kehidupan Gereja yang bersaudara dan bersolider.

“Dalam kebersamaan, persaudaraan dan kerja kepanitiaan, kita sebetulnya menjadi batu-batu yang hidup, yang turut membentuk Gereja Keuskupan Ruteng dengan Kristus sendiri sebagai batu penjurunya. Akhirnya, terima kasih berlimpah atas pelayanan dan pengabdian kita semua yang tergabung dalam panitia tahbisan uskup ini,” pungkas Vikjen. (Ryman)