Buka Hari Listrik Nasional, Jonan Minta PLN Jaga Reputasi

oleh -
Menteri ESDM,, Ignasius Jonan ketika membuka Pameran Hari Listrik Nasional di Jakarta, Rabu (9/10). (Foto: esdm.go.id)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID  – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan membuka acara seminar dan pameran Hari Listrik ke-74 (HLN) di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu kemarin (9/10/2019). Acara tersebut digelar Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) yang terdiri dari pengusaha di bidang kelistrikan.

Dalam sambutannya, Jonan memberikan sejumlah sindiran kepada PT PLN (Persero). Sindiran itu terkait masalah reputasi, gaji direksi, hingga layanan.

Sebelumnya, Ignasius Jonan berbagi kisah mengenai restoran di Italia yang berhasil bertahan lebih dari 100 tahun. Jonan berharap, PT PLN (Persero) bisa melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan restoran sehingga terus bertahan.
Jonan bercerita, pada pekan lalu berkunjung ke Italia. Malam harinya, ia diundang makan malam oleh Duta Besar Indonesia yang ada di sana.

“Saya ingin cerita minggu lalu, saya ke Italia menghadiri pelantikan Kardinal Katolik Indonesia itu malamnya diundang duta besar kita untuk makan di sebuah rumah makan,” katanya seperti dikutip detik.com.

Di acara makan malam itu, hadir beberapa tamu. Salah satunya, mantan Duta Besar Indonesia untuk Swiss. Lalu, Jonan mengatakan, di tengah acara makan berlangsung, mantan duta besar itu pingsan atau kolaps.

“Ditengah makan itu Ibu Linda tiba-tiba kolaps di restoran itu, kita juga bingung,” ujarnya.
Jonan kemudian mengatakan, manajer restoran pun dipanggil untuk ditanyai apakah ada dokter di sekitar wilayah tersebut. Kebetulan, ada seorang dokter yang juga menjadi tamu di restoran ini.

“Saya tanya Anda itu dokter apa? ‘dokter kulit’ wah nggak cocok,” canda Jonan.

Kemudian, ambulan dipanggil dan mantan duta besar itu diperiksa di rumah sakit. Setelah diperiksa, si duta besar memutuskan untuk tidak dirawat di rumah sakit.

Nah, persoalan kemudian datang. Ketika proses tanda tangan sebuah berkas, Jonan melihat tagihan ambulan yang besarannya hampir 10 ribu euro.

“Lalu sampai saat tanda tangan, jadi manggil ambulan di negara maju mahal sekali. Saya lihat tagihannya itu hampir 10 ribu euro,” katanya.

Namun, manajer restoran menyatakan akan membayar tagihan tersebut. Menurut manajer restoran, itu sudah menjadi tanggung jawab rumah makan. Jonan pun heran, padahal, tagihan makan hanya ratusan euro.

“Kenapa menjadi tanggung jawab Anda? ‘Ini adalah soal reputasi rumah makan saya. Kalau ada orang yang sampai mengalami luka atau mengalami sakit bahkan sampai kolaps di rumah makan ini, nanti kalau tidak bantu, ditolong, reputasi restoran jadi kurang baik’,” jelas Jonan menirukan percakapannya.
Kemudian, Jonan bertanya apakah restoran tidak rugi. Sebab, jumlah tagihan ambulan jauh lebih besar dibanding tagihan makannya. Sang manajer pun menjawab, restoran tersebut dikelola dari hari ke hari tak semata hanya memikirkan keuntungan tapi juga reputasi.

Tak puas, Jonan pun kembali bertanya, berapa umur restoran itu. Dari keterangan manajer, restoran ini berumur 120 tahun.

“Jadi saya harap kalau PLN mau 120 tahun lagi, makin besar itu juga menjaga reputasi pak, tidak ada blackout lagi,” pungkasnya. (Ryman)