Disbudpar Mabar Optimis Target 500.000 Kunjungan Wisatawan Tercapai

oleh -
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Mabar, Ir. Theo Suhardi

LABUAN BAJO-Kunjungan Wisatawan ke Manggarai Barat meningkat dari waktu ke waktu. Hingga Bulan November 2017 ini saja sebanyak 63.000 wisatawan yang datang, meningkat sebesar 167% dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 54.000 wisatawan. Dengan total jumlah akumulasi kunjungan sementara per November 2017 sebanyak 117.000, Kabupaten Mabar masih harus mendatangkan sekitar 390.000 wisatawan lagi selama 2018 hingga 2019 nanti.

“Kita optimis mampu mencapai target 50.000 kunjungan wisatawan sampai tahun 2019 nanti,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Mabar, Ir. Theo Suhardi Jumat (12/12).

Menurutnya, cCatatan angka kunjungan wisatawan ke Mabar dilakukan berdasarkan jumlah karcis yang terjual di tempat-tempat wisata yang berada dibawah naungan Disbudpar.

Distinasi wisata tersebut adalah Batu Cermin, Loh Liang dan Loh Buaya.

Sedangkan wisatawan yang mengunjungi Cunca Rami, Sano Nggoang dan Diving belum bisa dicatat karena keterbatasan personel.

Karena itu, ujar Suhardi, Disbudpar Mabar akan menempatkan petugas-petugas karcis yang menjadi destinasi wisaya yang selama in belum dicover.

Rencananya, mulai 2018, Disbudpar akan menempatkan petugas  di semua destinasi  wisata. Ini penting sehingga pencatatan jumlah kunjungan wisatawan bisa valid.  “ Tapi dengan kebijakan alokasi anggaran di 2018 untuk kepariwisataan  yang merupakan leading sector Mabar malah diturunkan secara drastis, ini menjadi tantangan berat ke depannya,” ujarnya.

Disbudpar Mabar terangnya memiliki beberapa strategi untuk mengelola kepariwisataan yaitu Pengembangan Destinasi dan Penyelenggaraan Festival.

Pengembangan destinasi misalnya pengembangan tempat-tempat wisata baru diantaranya adalah Destinasi Sano Limbung sedangkan Penyelenggaraan Festival yaitu Festival Komodo, Carnaval Budaya dan Petualangan Alam Komodo.

Sementara itu, Sekretaris Disbudpar Mabar, Pius Baut, SE mengatakan pengembangan wisata Mabar memiliki tantangan dan keterbatasan.

“Aksesibilitas atau daya akses, amenitas atau fasilitas – fasilitas pendukung di destinasi dan Handycraft atau seni kerajinan tangan masih sangat terbatas,” tuturnya.

Saat ini jelas Pius Baut, Dibudpar telah mengembangkan DED KAFELA atau Kampung Festival Labuan yang berlokasi di Batu Cermin.

Langkah ini bertujuan agar waktu tinggal wisatawan bertambah lama yang pada gilirannya para wisawatan ini juga membelanjakan uang mereka semakin bertambah besar.

Namun demikian, Pius Baut menyayangkan dukungan APBD II dalam rangka pengembangan dan promosi wisata oleh Disbudpar jauh dari alokasi ideal yang dibutuhkan.

“Kita seharusnya bisa mengembangkan destinasi wisata baru selain Wisata Komodo. Tapi karena anggaran 2018 diturunkan maka banyak hal yang harus dikorbankan. Misalnya dari tiga festival yang selama ini dilakukan oleh Dinas, tahun depan bisa-bisa hanya satu saja yang bisa direalisasikan. Bagaimanapun kita butuh budget,” pungkasnya.