Saatnya Indonesia Belajar Mengelola Gula dari Brazil

oleh -
Deklarasi Rizal Ramli sebagai bakal calon presiden, di Jl Bangka IX Nomor 49, Jakarta Selatan, Senin (5/3/2018). (Foto: Ist)

JAKARTA – Indonesia seharusnya belajar mengelola gula dari Brazil. Sebab, sudah terbukti bahwa negara yang dialiri oleh Sungai Amazon itu sukses mengelola produksi gulanya dengan baik.

Hal itu sebagaimana diutarakan ekonom senior, Rizal Ramli di kediamannya Kawasan Bangka, Jakarta Selatan (Senin, 23/4).

“Penghasilan terbesar itu bukan dengan jualan gula, tapi dari etanol buat bahan bakar, limbahnya buat listrik, baru terakhir dari jualan gula,” terang Rizal Ramli, yang biasa disapa RR ini.

Menko Ekuin di kabinet mendiang Presiden Abdurrahman Wahid ini merasa miris melihat nasib petani tebu di Indonesia akibat maraknya impor gula yang dilakukan pemerintah.

Data pemerintah menyebut, produksi gula oleh petani terus menurun. Seharusnya pemerintah bisa membuat 2 juta hektar lahan tebu di Sulawesi dan Papua.

Dengan belajar dari Brazil, menurut mantan penasehat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini, petani tebu bisa sejahtera karena tidak bergantung dari penjualan gula saja.

“Kita bisa produksi etanol dari tebu, biar BBM kita nggak impor, 25 MW bisa dihasilkan dari limbahnya, baru terakhir jual gula,” jelas Rizal Ramli.

Dia menyebutkan bahwa dampak itu semua ialah akibat penerapan sistem neoliberalisme yang dominan dalam ekonomi Indonesia. Sehingga ketidakmajuan dan keterbelakangan serta kemiskinan tidak terus terjadi akibat salah sistem.

“Jadi otaknya itu jangan cuma impor-impor terus, dari dulu kok nggak belajar-belajar,” ujar RR.