Sri Mulyani: Sektor Tambang Sumbang Pajak Paling Besar pada 2017

oleh -
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Ist)

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut bahwa sektor pertambangan menjadi salah satu kontributor terbesar penerimaan pajak hingga akhir tahun 2017. Sektor tersebut mengalami kenaikan yang signifikan dari sisi volume maupun harga.

“Mereka (sektor tambang) menghadapi wind fall (durian runtuh) dari volume dan harga, sehingga bisa setor tinggi (pajak),” ujar Sri Mulyani dalam dialog perkembangan makro fiskal 2017 dan langkah-langkah kebijakan 2018 di Jakarta, Senin (8/1/2018).

Sri Mulyani menjelaskan, pada tahun lalu, penerimaan di sektor pertanian hanya tumbuh di kisaran 3 persen, sementara sektor air dan gas juga tumbuh di kisaran yang rendah.

Di sisi lain, sektor perdagangan tersier, hotel, dan restoran justru meningkat cukup tajam. Demikian pula dengan transportasi dan komunikasi.

“Ini pergeseran (konsumsi) masyarakat, bukan daya beli (turun),” ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencatat, penerimaan pajak sepanjang tahun lalu mencapai Rp1.399,8 triliun atau hanya 91 persen dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017.

Adapun kenaikan penerimaan pajak paling tinggi terjadi pada Pajak Penghasilan (PPh) migas yang mencapai 38,4 persen (year on year/yoy) menjadi Rp49,96 triliun. Disusul oleh PPh nonmigas yang tumbuh 15,27 persen (yoy) menjadi Rp584 triliun, serta PPN dan PPnBM yang naik 16,62 persen (yoy) menjadi Rp480,73 triliun.