Tumbuh 16,22 %, Realisasi Ekspor Indonesia 2017 Tembus USD 168,7 Miliar

oleh -

Belum Sesuai Pasar

Sementara itu Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag, Pradnyawati, menambahkan bahwa ekspor Indonesia belum sesuai dengan struktur permintaan pasar dunia, yakni 81% produk manufaktur dan 19% produk primer.

Vietnam, lanjut Pradnyawati, memiliki keunggulan karena berbasis produk high skill dan technology intensity. “Produk manufaktur seperti kedirgantaraan, robotik, high skill yang dibutuhkan dunia pada posisi pertama,” tutur Pradnyawati seraya menyampaikan bahwa produk Indonesia kebanyakan pada posisi low skill.

Adapun Manajer AEC Center, Primajoko, menyampaikan bahwa tahun ini Indonesia akan menandatangani kesepakatan dengan Jepang, Pakistan dan Uni Eropa. “Produk Indonesia yang masuk ekspor diantaranya bulumata palsu dari Purbalingga, PT PAL, PT Indofood,” ujarnya.

Sementara wakil dari Asosiasi pengusaha Tekstil, Liliek Setiawan, menyampaikan bahwa hanya 3 negara yang memiliki usaha hulu sampai hilir yakni India, Indonesia, dan Tiongkok.

Namun, dia menambahkan hanya Indonesia yang tidak memiliki bahan baku. “Memang bisa dilakukan impor namun tetap saja kita harus memiliki ketahanan bahan baku di dalam negeri,” kata Liliek.

Produk Kopi Indonesia, menurut Liliek, menempati peringkat keempat di dunia. “Sekarang saatnya mencari pasar-pasar yang baru,” pungkasnya.