Beli Mobil Sekarang, Rizal Ramli: Kebijakan Itu Tingkatkan Penjualan Mobil untuk Sementara Saja

oleh -
Mobil Esemka. (Foto: Ilustrasi)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyarankan masyarakat yang ingin beli mobil agar membelinya sekarang. Karena insentif PPnBM dibatasi waktu.

Diskon PPnBM tersebut terutang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 20 Tahun 2021 tentang Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Penyerahan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Tertentu Yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2021.

Mengutip pasal 5, PPnBM ditanggung oleh pemerintah atas penyerahan kendaraan bermotor sebesar 100% berlaku sejak Maret hingga Mei. Karena itu Sri Mulyani menyarankan untuk membeli mobil sekarang.

“100% PPnBM-nya tidak perlu dibayar. Itu berlaku sampai Mei. Jadi kalau mau beli mobil ya sebaiknya sekarang sampai Mei karena PPnBM-nya ditanggung pemerintah,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (1/3/2021) seperti dikutip Detikcom.

Meski begitu, katanya, insentif ini berlaku hingga akhir tahun ini, hanya saja besaran diskon PPnBM-nya berbeda. Dalam periode Juni hingga Agustus 2021 PPnBM yang ditanggung pemerintah hanya 50%, lalu pada periode September hingga Desember 2021 diskonnya hanya 25%.

Diskon PPnBM berlaku untuk kendaraan bermotor sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel atau semi diesel) dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1.500 cc.

Kebijakan Menteri Keuangan, Sri Mulyani tersebut mendapat tanggapan dari ekonom senior, Dr Rizal Ramli. Melalui akun Twitter pribadinya yang diunggah Senin (1/3), mantan Menko Perekonomian itu menyindir bahwa Sri Mulyani (SMI) turun pangkat dari sales Bank Dunia menjadi sales mobil.

“SMI (Sri Mulyani) turun pangkat dari sales Bank Dunia menjadi sales mobil. Kebetulan ia mantan Komisaris Astra,” ujar bang RR, sapan Rizal Ramli.

Mantan Menko Kemaritiman itu mengatakan bahwa kebijakan tersebut bisa meningkatkan penjualan mobil namun hanya untuk waktu yang sementara. Setelah itu, kembali turun lagi.

“Ini (kebijakan tersebut) akan meningkatkan sementara penjualan mobil (a blip in sales), habis itu bakal turun lagi,” ujar Rizal Ramli.

Rizal Ramli mengeritik Sri Mulyani karena bisanya hanya memberi solusi-solusi jangka pendek, namun tidak mampu mengeluarkan kebijakan siginifikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat kita. “SMI hanya bisa beri solusi ecek2, tapi tidak mampu beri solusi yg signifikan, yaitu naikkan daya beli rakyat dan lapangan kerja,” pungkasnya.

Seperti diketahui, kebijakan tersebut, kata Sri Mulyani, juga diperuntukkan bagi kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel atau semi diesel) dengan sistem 1 gardan penggerak (4×2) dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1.500 cc.

Sri Mulyani menerangkan kategori mobil itu dipilih karena merupakan jenis mobil yang digunakan oleh kelompok masyarakat menengah. Menurutnya kelompok masyarakat itu perlu untuk didorong.

“Konsumsi rumah tangga yang perlu didorong ini termasuk mengoptimalkan daya beli masyarakat kelompok menengah. Dorongan itu perlu karena perubahan saldo simpanan menunjukkan kelompok yang memiliki dana besar meningkat dan dana kecil menurun. Itu berarti mereka punya saldo tapi tidak melakukan aktivitas,” ucapnya.

Selain itu mobil dengan kapasitas isi silinder di bawah 1.500 CC sudah memiliki industri yang besar di Indonesia. Penggunaan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) juga sudah mencapai 70%. Sehingga bisa memberikan dampak yang luas ketika penjualan meningkat. (Ryman)