Buka Munas ISKA, Menko PMK: Kontribusi ISKA Sudah Lebih dari Cukup

oleh -
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Indonesia yang digelar di Hotel Ina Bali Denpasar, Kamis malam (26/5/2022). (Foto: Ist)

Denpasar, JENDELANASIONAL.ID – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy membuka secara resmi Musyawarah Nasional (Munas) Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Indonesia yang digelar di Hotel Ina Bali Denpasar, Kamis malam (26/5/2022).

Munas ISKA kali ini diikuti oleh para pengurus mulai dari pusat, antara lain Ketua Presidium Pusat (PP) ISKA, V. Hargo Mandirahardjo, bersama Sekjen Joanes Joko, para Pembina, Penasihat, ISKA provinsi, dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Jumlah peserta dibatasi karena sebagian peserta hanya mengikuti secara online.

Selain Menko PMK, turut hadir dalam pembukaan tersebut antara lain Uskup Denpasar Mgr. DR Silvester San, Pr, Gubernur Bali yang diwakili oleh Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, para ketua dan pengurus Organisasi Masyarakat (Ormas), Kepemudaan, dan organisasi profesi lintas agama di Indonesia.

Dalam arahannya, Muhadjir Effendy menegaskan bahwa ISKA Indonesia saat ini telah memasuki usia 64 tahun. Ini adalah usia yang matang untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara.

Ia mengaku bahwa ISKA Indonesia dengan nilai kristianitasnya, intelektualitasnya, profesionalitasnya, serta integritasnya, sudah sangat berjasa bagi bangsa dan negara.

“Kontribusi ISKA sudah lebih dari cukup. Sebab ISKA sudah tampil sebagai kekuatan intelektual Indonesia, mewarnai masa depan Indonesia namun tetap berlandaskan pada nilai-nilai gerejawi dan berpijak pada azas kebangsaan Indonesia,” ujarnya.

Peran ISKA sangat dibutuhkan untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih manusiawi. Ia juga meminta agar ISKA ikut membangun SDM Indonesia seperti yang sudah diteladani para pendahulu. Sebab nilai kemanusiaan harus berada di atas segalanya.

Nilai kemanusiaan, katanya, adalah puncak dari pandangan apa pun di dunia ini. Di Indonesia misalnya, selalu diwarnai oleh keberagaman faham dan agama. Mozaik perbedaan ini harus tunduk pada nilai kemanusiaan.

ISKA diakuinya sudah menunjukkan peran yang besar dalam menjunjung kemanusian tersebut. Ia mencontohkan saat Indonesia dilanda Covid19. ISKA sangat berperan dalam memerangi Covid19, mulai dari memberikan bantuan sosial di berbagai penjuru yang tidak dijangkau pemerintah hingga ikut menyukseskan program vaksinasi.

“Banyak komunitas gereja yang terlibat secara aktif dalam program vaksinasi. Pemerintah sangat apresiasi. Semoga semua keputusan di Munas ISKA kali ini bisa membantu pemerintah untuk membangun bangsa dan negara,” ujarnya.

Sementara Uskup Denpasar Mgr. DR. Silvester San, Pr mengapresiasi tema Munas yang diusung ISKA Indonesia kali ini yakni “Menjunjung Martabat Kemanusiaan dan Kesetaraan.”

Melalui tema ini, kata Uskup San, ISKA diharapkan mampu memberi semangat dan inspirasi bangsa dan negara agar kemanusian di Indonesia semakin dijunjung tinggi. Sebab merendahkan martabat manusia itu sama dengan merendahkann Allah sebagai pencipta.

Situasi Indonesia yang beragam, kata Uskup Denpasar itu, sangat berpotensi terhadap terjadinya peristiwa yang merendahkan martabat manusia. “ISKA harus tampil menjadi pejuang dan memberikan kesaksian dengan pelayanan yang penuh cinta kasih kepada semua anak bangsa agar martabat manusia selalu dijunjung tinggi,” ujarnya.

Pembukaan Munas ISKA diawali dengan perayaan Ekaristi yang bertepatan dengan hari raya Kenaikan Tuhan Yesus Kristus. Setelah perayaan Ekaristi acara dilanjutkan dengan seremonial pembukaan yang ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali oleh Menko PMK Muhajir Effendi. Setelah upacara pembukaan, acara dilanjutkan dengan pemberian hadiah dan kenangan kepada kaum disabilitas Bali. Acara dilanjutkan dengan rapat-rapat komisi dan laporang pertanggungjawaban pengurus sebelumnya. ***