Di Era Globalisasi, Ini Peran Konkrit Seorang Cendikia Katolik

oleh -
Mgr Paulinus Yan Olla MSF
Mgr Paulinus Yan Olla MSF

Jakarta – Di era globalisasi, dimana perkembangan media komunikasi menjangkau hampir semua lini kehidupan manusia, masing-masing orang dituntut untuk menggunakan media secara bertanggung jawab. Sebagai seorang cendikia, ia mesti menggunakan akal budinya untuk mengusahakan kebaikan bagi semua orang.

Menurut Mgr Paulinus Yan Olla MSF, seorang cendikia Katolik atau seorang Katolik yang terpelajar ia harus bisa menggunakan akal budinya untuk mengambil keputusan yang baik bagi semua orang. Namun akal budi itu mesti diterangi oleh iman.

“Maka sebagai orang Katolik pertimbangan nalar tidak cukup. Pertimbangan nalar mestilah juga bekerja sama dengan iman sehingga menghasilkan keputusan yang benar-benar humanis dimana manusia adalah pusat,” tegas Mgr Yan Olla saat memimpin perayaan Ekaristi syukur Dies Natalis ISKA di Atma Jaya, Jakarta, 30/5/2018.

Uskup Keuskupan Tanjung Selor ini mengingatkan bahwa sekarang orang-orang terpelajar lebih mementingkan idelogi tertentu sampai lupa unsur kemanusian.

Misalnya, semangat merawat alam begitu menggebut dan serentak dipromosikan di seluruh dunia sampai lupa bahwa unsur manusia pun sangat penting dan tidak bisa dikesampingkan.

“Kenyataannya orang lebih sedih karena anjingnya meninggal ketimbang kasus aborsi yang begitu tinggi. Orang lebih peduli pada niat baik merawat alam dan lupa bahwa undang-undang aborsi mulai dilegalkan,” tegas Mgr Yan Olla.

Kerena itu, uskup yang baru ditahbiskan pada 5 Mei 2018 itu berharap agar sebagai seorang cendikia Katolik, tidak hanya mengutamakan akal budi ketika mempertimbangkan sesuatu tetapi melibatkan iman sebagai terang atas akal budi.

Itulah salah satu cara umat Katolik, terutama para sarjana Katolik, memberi kontribusi yang nyata bagi masyarakat kita. Dan peran itu menjadi sangat penting di era globalisasi ini, era dimana satu keyakninan bisa dipropaganda sedemikian rupa menjadi ideologi yang bisa menjangkau semua orang.