Menerjemahkan Sila Keadilan Sosial Menurut Menteri ESDM

oleh -
Dies Natalis ISKA
Menteri ESDM Ignasius Jonan memberi orasi kebangsaan di HUT Ke-60 ISKA

Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, dalam menjalankan tugas sebagai seorang menteri ia mencoba menerjemahkan sila-sila Pancasila ke dalam tindakan dan kerja-kerja konkrit.

Karena bukti kerja itulah yang dituntut oleh masyarakat sekarang, terutama oleh orang muda. Menurutnya, tipe orang muda sekarang selalu menginginkan bukti konkret dari sebuah konsep atau ajaran.

Hal yang sama terkait juga dengan sila-sila Pancasila. Sila-sila Pancasila yang menjadi dasar dan falsafah hidup bangsa tersebut, kata Jonan, harus diterjemahkan ke dalam tindakan-tindakan konkret.

Menurut Jonan, sila Pancasila yang paling krusial dan butuh kerja keras dalam penerapannya adalah sila kelima : “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Sila ini harus diterjemahkan ke dalam kerja nyata.

Menurut Jonan, dalam tugas yang ia jalankan sampai sekarang, Kementerian ESDM mencoba menerjemahkan sila itu dalam kerja nyata dalam hal layanan publik terkiat Bahan Bakar Minyak dan listrik.

“Ketika saya diangkat jadi Menteri ESDM saya bilang ke Jokowi, saya menargetkan untuk memasang listrik di lebih dari 12.000 desa yang belum ada listrik,” kata Jonan saat memberikan orasi kebangsaan dalam rangka HUT Ke-60 ISKA di Gedung Yustinus Universitas Atma Jaya Jakarta, Rabu, 31 Mei 2018.

Jonan bahkan memasang target, pada 2019 nanti semua desa di Indonesia yang belum mendapatkan layanan listrik sudah harus bisa menikmati layanan listrik.

“Ini salah satu permintaan dari Pak Jokowi untuk menerjemahkan keadilan sosial. Dan saya yakin bisa mewujudkan itu,” ujar Jonan.

Jonan menegaskan, rasa keadilan inilah yang menjadi kunci bagi persatuan dan kesatuan Indonesia. Pemerintah harus berlaku adil dan memperhatikan semua kebutuhan masyarakat di Indonesia.

Dari Sabang sampai Merauke – dari Miangas sampai Rote harus bisa mendapatlah layan yang sama. Layanan itu mesti terwujud dalam tindakan nyata. Sebab, kalau keadilan sosial tersebut tidak bisa dipraktikan maka di akan muncul protes.

“Salah satu fokus kita adalah layanan listrik hingga ke pelosok terpencil. Di Papua, sebagian besar desa-desa di sana sudah bisa mendapatkan layanan listrik. Bahkan di seluruh Asmat sudah ada listrik,” kata Jonan disambut tepuk tangan sekitar 200 orang yang hadir dalam acara dies natalis ISKA ini.

Maka, Jonan pun mengajak ISKA agar berusaha membuka diri menjadi organisasi yang insklusif, yang bisa keluar dan menjangkau semua orang.

“Jadilah lilin dan garam. Bapak-bapak bisa jadi lilin dan ibu-ibu bisa jadi garam. Bekerjalah untuk masyarakat Indonesia tanpa memandang sekat,” tegas Jonan. Itulah kontribusi nyata dari kita sebagai masyarakat Indonesia bagi kesatuan dan persatuan bangsa dan negara kita.