Di Acara Habibie Award, Menkeu: Kualitas SDM Pusat Perhatian Pemerintah

oleh -
Sri Mulyani dalam acara Penganugerahan Habibie Award Periode XX Tahun 2018 di Jakarta, Selasa (13/11/2018). (Foto: Antara)

JENDELANASIONAL.COM — Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi hal yang akan secara serius diperhatikan oleh pemerintah melalui pengalokasian anggaran pendidikan dan kesehatan.

“Di dalam konteks bagaimana mengelola APBN, sesuai dengan prioritas yang disampaikan Presiden Joko Widodo, maka SDM merupakan prioritas utama pengalokasian,” kata Sri Mulyani dalam acara Penganugerahan Habibie Award Periode XX Tahun 2018 di Jakarta, Selasa.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut mengatakan bahwa Indonesia sesudah Reformasi memiliki komitmen 20 persen anggaran negara adalah untuk pendidikan.

Pada tahun 2018 terdapat sekitar Rp440 triliun untuk pendidikan. Angka tersebut meningkat menjadi sekitar Rp500 triliun tahun berikutnya.

Anggaran pendidikan tersebut sebagian dialokasikan untuk dana abadi pendidikan (sovereign wealth fund) yang membiayai beasiswa pendidikan mahasiswa, seperti melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Sri Mulyani menyebutkan jumlah penerima beasiswa sudah mencapai lebih dari 18 ribu orang, terdiri dari tujuh ribu mahasiswa telah menyelesaikan studi dan sembilan ribu mahasiswa sedang dalam proses.

“Termasuk untuk tahun depan Rp55 triliun akan dilakukan afirmasi kepada kelompok masyarakat yang memang perlu mendapatkan perhatian lebih tinggi,” ujar Menkeu.

Ia mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo meminta supaya memperkuat pengelola pendidikan, peneliti, dan berbagai segmen lain seperti pesantren yang berada di bawah Kementerian Agama.

“Mereka membutuhkan pemihakan yang cukup baik. Kami juga memperhatikan institusi penting baik itu birokrasi di pusat dan daerah, serta TNI-Polri juga menjadi target beasiswa,” ujar Sri Mulyani.

Menkeu juga mengharapkan adanya kolaborasi dari semua pemangku kepentingan mengingat investasi di bidang SDM bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat saja.

Ia berharap kolaborasi antara pemerintah, institut, dan dunia akademik akan terus berjalan sehingga perbaikan kualitas SDM akan terwujud secara lebih efektif dan cepat.

Waspadai Kondisi Global yang Dinamis

Selain itu, Sri Mulyani juga mengatakan bahwa pemerintah akan terus mewaspadai kondisi ekonomi global yang dinamis.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa ekonomi global saat ini mendapatkan tantangan akibat normalisasi kebijakan moneter AS dan perang dagang AS-China yang menyebabkan ketegangan berbagai belahan dunia.

“Situasi tersebut menyebabkan dampak dalam bentuk penguatan dolar, kenaikan suku bunga internasional dari AS, dan perubahan harga minyak bumi,” katanya.

Namun, Sri menyebutkan bahwa perekonomian Indonesia masih tetap mengalami pertumbuhan yang positif di tengah kondisi lingkungan ekonomi global yang penuh tantangan.

Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi tetap konsisten di atas lima persen sampai dengan triwulan III-2018. Demikian pun inflasi terjaga di kisaran 3,5 persen.

Momentum pertumbuhan ekonomi yang meningkat diharapkan bisa meningkatkan kesempatan kerja dan menurunkan pengangguran.

Tingkat pengangguran terbuka menurut daerah pada Agustus 2018 tercatat sebesar 5,34 persen atau turun dibandingkan posisi Agustus 2017 yang sebesar 5,5 persen. Sementara penciptaan kesempatan kerja pada 2018 sebesar 2,99 juta.

Dengan momentum pertumbuhan yang inklusif, Sri Mulyani berharap kemiskinan dan kesenjangan juga bisa makin menurun.

“Kemiskinan 9,82 persen (per Maret 2018), pertama kali di bawah 10 persen, serta koefisien gini juga makin menurun dari 0,41 ke 0,38,” pungkasnya. (Ryman)