Jonan: Orang Tak Punya Listrik Peradaban Tidak Bisa Maju

oleh -
Menteri ESDM Ignasius Jonan

SURABAYA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan ingin rasio elektrifikasi di Indonesia bisa maksimal sehingga semua masyarakat bisa teraliri listrik.

Jonan mengatakan pada 2017 pemerataan listrik di tiap daerah mencapai 95,35%. Hal ini meningkat dari target awal sebesar 92,75%.

“Tapi saya masih belum lega kalau belum 100%. Karena ketika tidak teraliri listrik itu sangat tidak nyaman,” ujar Jonan saat memberi Kuliah Tamu di Universitas Airlangga Surabaya, Kamis (12/4/2018)..

Data yang ada, tambah Jonan terdapat 2.519 desa yang belum teraliri listrik. Sementara untuk tahun ini, Jonan menargetkan pemerataan listrik mencapai 97,5%. Dia mengatakan peradaban daerah yang tidak dialiri listrik itu tidak bisa maju dengan cepat.

“Orang ndak punya listrik itu peradabannya ndak bisa maju cepat,” kata Menteri Jonan.

Di hadapan mahasiswa Universitas Airlangga, Jonan bercerita tentang desa-desa yang belum teraliri listrik. Tak lupa, dia memberi potret kondisi tempat tinggal masyarakat tersebut. Di sana, Jonan mengaku belum mengaliri listrik, namun memasang home solar system.

“Kalau kita pasang listrik, mau nagih listriknya bagaimana? Masa tega mau nagih ketika lihat kondisinya begini. Makanya kita pasang home solar system,” kata Jonan.

Untuk itu, Jonan mengaku pihaknya menarik subsidi listrik untuk masyarakat dan mengalihkan dananya pada penduduk yang belum menerima listrik. Dana ini digunakan untuk membangun sistem pembangkit listrik tenaga solar.

Dengan sedikit bergurau, Jonan juga membandingkan masyarakat kota ketika subsidi listrik ditarik dengan masyarakat yang tidak teraliri listrik.

“Jangan protes, uangnya untuk bantu saudara yang belum teraliri listrik. Kalau protes, sini daftar saja, saya kirim tinggal ke sana tanpa listrik satu bulan saja, gimana?” ujar Jonan disambut gelak tawa mahasiswa.

Energi Terbarukan

Jonan mengatakan energi baru terbarukan tersebut baurannya di energi mix diharapkan mencapai 23% di 2025.

Upayanya ini, tambah Jonan memang tidak mudah. Sementara pihaknya juga masih membangun pembangun listrik tenaga fosil menggunakan batu bara dan gas.

“Ya mudah-mudahan ke depan speednya bisa lebih tinggi,” tambah Jonan.

Sementara untuk di sektor transportasi, Jonan mengatakan pemerintah memiliki komitmen untuk menggunakan energi mix. Energi mix tersebut dari penggunaan minyak kelapa sawit untuk campuran solar.

“Kita komitmen bahwa penggunaan minyak kelapa sawit untuk campuran solar. Kan transportasi untuk bio solar sudah mencapai 20%,” ujar Jonan.

Sementara untuk di kereta api, Jonan mengatakan telah menggunakan energi bauran. Namun, angkanya masih sebesar 5%.

“Kita akan tingkatkan lagi di sektor lain bauran energi mixnya lebih tinggi,” tambah Jonan.