Potensi Industri Nasional Tidak Bisa Diremehkan

oleh -
Ilustrasi

MALANG-Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto menegaskan pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing industri nasional agar mampu kompetitif di tingkat global. Untuk itu, berbagai kebijakan telah dikeluarkan guna memberikan kemudahan bagi para investor berusaha di Indonesia.

“Bapak Presiden Joko Widodo telah mengamanatkan kepada saya bahwa kita harus meningkatkan daya saing industri Indonesia,” kata Menperin ketika menyampaikan orasi ilmiah pada Wisuda Universitas Muhammadiyah Malang ke-86 Periode IV Tahun 2017 di Malang, Sabtu (25/11).

Apalagi, aktivitas industri membawa efek yang luas bagi ekonomi nasional seperti peningkatan pada nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa dari ekspor.

Menperin mengungkapkan, industri nasional saat ini memiliki posisi yang tidak bisa diremehkan, karena Indonesia termasuk dalam negara-negara produsen utama untuk beberapa produk unggulan yang telah mendunia. “Misalnya, produsen mi instan terbesar di dunia adalah perusahaan dari Indonesia, yaitu Indofood,” tuturnya.

Kemudian, mainan boneka merek Barbie yang sudah mendunia, mayoritas produksinya dari Indonesia. “Jadi, kalau enam dari 10 boneka yang beredar itu berasal dari Indonesia, karena saat ini kita adalah produsen Barbie terbesar di dunia atau telah mengungguli produksi China,” paparnya.

Di sektor otomotif, industri kendaraan di Indonesia juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Kemajuan industri otomotif nasional telah diapresiasi di seluruh dunia. “Contohnya mobil Calya dan Sigra itu dari mulai desain dan proses produksi, seluruhnya melibatkan putra-putri Indonesia dengan tingkat kandungan dalam negeri yang mencapai 94 persen,” ungkapnya.

Dengan kemampuan tersebut, beberapa produsen besar dunia seperti Daihatsu dan Toyota telah menegaskan bahwa Indonesia akan menjadi basis produksi industri utama mereka baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.

Lebih lanjut, di sektor industri Agro, Indonesia punya kekuatan yang cukup besar di industri kelapa sawit serta industri pulp dan kertas. Indonesia adalah produsen nomor satu di dunia untuk minyak kelapa sawit serta nomor enam untuk penghasil pulp dan kertas.

“Oleh karena itu, ke depannya kami akan terus mendorong agar hilirisasi Industri di sektor ini dapat terus berjalan,” kata Airlangga.

Menperin menambahkan, daya saing industri logam dasar di Indonesia juga terus meningkat, salah satunya dibuktikan oleh kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Indonesia, yaitu Morowali, Sulawasi Tengah. Di kabupaten ini berdiri kawasan industri Morowali yang menjadi basis industri smelter nikel.

“Dengan alamnya yang kaya akan nikel, kami terus dorong Morowali untuk program hilirisasi industri pengolahan nikel,” ujarnya.

Saat ini, kabupaten tersebut telah menjadi produsen stainless steel dengan kapasitas sebesar dua juta ton pada tahun ini dan diharapkan pada tahun mendatang dapat mencapai tiga juta ton.