Uji Coba B30 Segera Dilakukan untuk Kereta Api dan Kapal

oleh -
Acara Biodiesel Goes To Campus "Biodiesel Singgah Bali" di Gedung Pascasarjana Universitas Udayana Bali, Kamis (17/10). (Foto: esdm.go.id)

Bali, JENDELANASIONAL.ID — Civitas akademika terutama kalangan mahasiswa mendukung dan semakin memahami rencana implementasi kebijakan penggunaan biodiesel B30 yang sudah siap diimplementasikan tahun depan. Artinya mulai awal tahun 2020, penggunaan komposisi minyak sawit (FAME) pada biosolar sudah mencapai 30% dari saat ini sebesar 20%.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional sekaligus Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto menjelaskan kesiapan ini tak lepas dari hasil uji coba penggunaan B30 pada kendaraan bermesin diesel yang selesai akhir Oktober kemarin.

“Setelah 2008 berjalan dengan baik uji coba campuran FAME dengan solar, kita tingkatkan hingga uji coba B30 yang selesai Oktober ini untuk dilaksanakan di tahun 2020,” kata Djoko pada acara Biodiesel Goes To Campus “Biodiesel Singgah Bali” di Gedung Pascasarjana Universitas Udayana Bali, Kamis (17/10) seperti dikutip esdm.go.id.

Kronologi implementasi kebijakan B30, imbuh Djoko, tak lepas dilatarbelakangi tingginya impor solar, sementara di sisi lain melimpahnya ketersediaan bahan baku kelapa sawit Indonesia.

“Karena solar saat itu sebagian masih impor, disaat yang bersamaan Indonesia adalah negara pertama atau kedua terbesar memproduksi sawit di dunia. Tapi kini Indonesia sudah bebas impor minyak tanah, solar, bahkan avtur nantinya,” ungkap Djoko.

Ke depan, Pemerintah tak hanya mengimplementasikan B30 pada sektor transportasi, uji coba B30 untuk kereta api dan kapal juga akan segera dilakukan. “Hal serupa akan kami terapkan di kereta api dan kapal,” tegas Djoko.

Dasar lain dari pertimbangan Pemerintah adalah perluasan pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagai pengganti bahan bakar fosil. Pemerintah menyadari pentingnya peranan generasi muda dalam mendukung pelaksanaan program tersebut. “Inilah kenapa Biodiesel Goes To Campus itu ada karena untuk sosialisasi penggunaan energi bersih,” jelas Djoko.

Di samping itu, penggunaan Biodiesel dinilai sebagai penghasil energi yang ramah lingkungan. “Kami juga komit kepada dunia agar dunia tetap bersih, tetap sehat dan tidak terjadi pemanasan global sesuai dengan COP 21 di Paris,” tandas Djoko.

Sebagai informasi, Biodiesel Goes To Campus merupakan rangkaian kegiatan kampanye khusus di kalangan anak muda untuk memperkenalkan pemanfaatan Biodiesel sebagai bahan bakar pengganti fosil, dengan menggandeng Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS). Universitas Udayana merupakan puncak Biodiesel Goes To Campus setelah sebelumnya diagendakan di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta dan Universitas Indonesia. (Ryman)