FORKOMA PMKRI Prakarsai Tim Investigasi Tragedi Danau Toba

oleh -
Kapal Di Danau Toba

Tragedi Danau Toba yang baru saja terjadi merupakan peristiwa yang terus berulang dengan alasan klasik, kelebihan penumpang, kapal tidak layak berlayar dan regulasi yang amburadul.

Anehnya tidak ada upaya yg sungguh-sungguh dari semua stakeholder untuk memperbaikinya. Bahkan ketika Danau Toba sudah dicanangkan untuk go international dengan segala janji-janjinya, tidak tampak usaha yang serius untuk pembenahan.

Aneh bin ajaib, tragedi kemanusiaan yang mengaburkan eksistensi ratusan nyawa anak bangsa, tiba-tiba membuat gagu semua pihak, khususnya para petinggi negeri yang selama ini rajin berkoar tentang Danau Toba yang serba wah.

Memasuki hari keempat tragedi tenggelamnya KM. Sinar Bangun, tidak satu pun pejabat di republik ini mulai dari pusat, provinsi hingga kabupaten cukup sportif untuk menyatakan bertanggungjawab.

Menyikapi situasi ini, para mantan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Forum Alumni Kelompok Cipayung mengambil prakarsa untuk membentuk semacam “tim invertigasi” guna mencari tahu sebab musabab tragedi dengan segala latar belakangnya.

Forum yang terdiri dari KAHMI, PA GMNI, FORKOMA PMKRI ,PNPS GMKI dan IKA PMII ini sudah memulai persiapan pembentukan tim dengan dialog-dialog intensif di tingkat pusat.

“Kami sedang mematangkan konsepnya, setelah itu kami akan ke Medan untuk penunjukkan personil tim. Mudah-mudahan dalam waktu yang sangat segera tim sudah terbentuk,” ujar Ketua Forkoma PMKRI Hermawi Taslim, yang merupakan salah seorang penggagas.

Tim itu kelak, kata Taslim, akan beranggotakan sejumlah nama dari berbagai kalangan. Yang pasti semuanya dari kalangan independen dan dipastikan tidak ada dari kalangan birokrasi. Kita ingin tragedi ini merupakan yang terakhir di Danau Toba.

Jika kita sungguh-sungguh ingin mewujudkan Danau Toba sebagai destinasi wisata international, maka infra struktur, khususnya menyangkut aspek keselamatan harus terjamin,” ujar Ketua DPN Peradi ini.